BAB
1. PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Perkembangbiakan pada tumbuhan terdiri
dari 2 macam secara generative yaitu perkembangbiakan melalui penyerbukan dan
secara vegetatif yaitu perkembangbiakan
tanpa melalui penyerbukan. Perkembangbiakan secara generative terjadi jika
benang sari menempel di atas kepala putik. Benangsari merupakan alat kelamin
jantan pada bunga,sedangkan kepala putik merupakan alat kelamin betina pada
bunga. Penyerbukan dapat dibantu oleh angin,air,serangga,dan tangan manusia. Reproduksi generatif adalah
terjadinya individu baru yang didahului dengan peleburan dua sel gamet. Peristiwa ini disebut
pembuahan. Pembuahan (fertilisasi) pada tumbuhan berbiji akan terjadi kalau
didahului adanya proses penyerbukan (persarian/polenasi).
Perkecambahan
ada dua macam diantaranya adalah epigeal dan hypogeal. Epigeal merupakan perkecambahan
yang apabila kotiledon berada di atas permukaan tanah, sedangkan hypogeal
merupakan perkecambahan yang kotiledonnya berada di bawah permukaan tanah.
Perkecambahan akan terjadi apabila syarat – syarat yang dibutuhkan terpenuhi,
yaitu air yang cukup, suhu yang sesuai, udara yang cukup, dan cahaya matahari
yang optimal. Jika syarat – syarat tersebut tiak terpenuhi maka biji akan tetap
dalam keadaan tidur (doman). Lamanya biji doman bertahan hidup dan mampu
berkecambah sangat bervariasi tergantung pada spesies dan kondisi lingkungan.
Pertumbuhan
pada organisme diartikan sebagai proses pertambahan volume yang bersifat irreversible (tidak bias kembali ke
tempat semula), sedangkan perkembangbiakan adalah proses menuju kedewasaan. Pertumbuhan benih atau bibit
dipengaruhi oleh kondisi tanah di lapang, dan tekanan partikel tanah. Benih
yang mampu tumbuh pada kondisi yang kurang optimum menunjukkan kekuatan tumbuh
bibit dalam pertumbuhannya di lapang. Oleh karena itu dalam praktikum kali ini
dilakukan uji kedalaman tanaman menggunakan subtract tanah atau pasir dengan
menanam benih pada berbagai kedalaman tertentu.
1.2
Tujuan
1. Untuk
mengetahui stuktur kecanbah dua macam jenih benih dan mengetahui keragaan
perkecambahan.
2. Untuk
melatih mahasiswa agar dapat melakukan uji kekuatan tumbuh (vigor) bibit, dan
memahami relevansi uji kedalaman tanah.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
Proses perkecambahan melibatkan proses
fisika dan kimia. Proses fisika proses yang terjadi ketika biji menyerap air
(imbibisi) akibat dari potensial air rendah pada biji yang kering. Sedangkan
proses kimia adalah proses dengan masuknya air, biji mengembang dan kulitbiji
akan pecah. Air yang masuk mengaktifkan embrio untuk melepaskan hormon
giberelin. Hormone ini mendorong lapisan tipis bagian luar endosperma (aleuron)
untuk mensintesis dan mengeluarkan enzim ( Supriyadi, 2010 ).
Proses pertumbuhan pada tumbuhan dimulai
dengan tiga kegiatan yang merupakan pertumbuhan primer yaitu pembelahan sel,
pemanjangan sel dan diferensiasi sel ( perubahan bentuk sel ). Factor – factor
yang mempengaruhi pertumbuhan dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu factor
dalam dan factor luar. Factor dalam meliputi factor genetic dan hormonal,
sedangkan factor luar meliputi nutrisi, suhu, kelembapan, dan pH ( Syamsuri,
2004 ).
Menurut
Copeland dan Donald (1985), Kemunduran
benih merupakan proses penurunan mutu secara berangsur anngsur dan
kumulatif serta tidak dapat
balik (irreversible) akibat
perubahan fisisologis yang disebabkan oleh faktor
dalam. Proses penuaan atau
mundurnya vigor secara fisiologis ditandai dengan penurunan daya berkecambah,
peningkatan jumlah kecambah abnormal, penurunan pemunculan
kecambah di lapangan
(field emergence), terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan
tanaman, meningkatnya kepekaan terhadap lingkungan yang ekstrim yang akhirnya
dapat menurunkan produksi tanaman ( Purwanti, 2004 ).
Upaya mendapatkan bibit yang berkualitas
baik yaitu bibit yang mempunyai bentuk perakaran yang baik dan mempunyai
perbandingan yang proporsional antara tajuk dan akar diperlukan rekayasa
lingkungan tumbuh yang sesuai. atau meningkatkan kemampuan tanaman dalam
beradaptasi terhadap lingkungannya. Pemeliharaan tanaman meliputi penyiraman,
penyiangan, pengendalian hama dan penyakit. Penyiraman dilakukan dua kali
sehari, apabila tidak terjadi hujan. Penyiangan dilakukan apabila gulma terdapat
di pertanaman dengan cara mencabutnya. Pengendalian hama dan penyakit dilakukan
apabila terdapat gejala serangan ( Suherman,
2001 ).
Tujuan utama
dari pembibitan adalah untuk mempersiapkan bibit yang baik dengan kriteria
sehat, kuat dan kokoh. Hal tersebut merupakan salah satu faktor penentu suatu
keberhasilan di lapangandan untuk mendapatkan pertumbuhan dan hasil dikenudian
hari. Bibit berkaitan erat dengan dengan faktor keturunan. Bibit yang
berpotensi untuk produksi tinggi akan memberi hasil yang tinggi apabila
didukung oleh lingkungan yang baik bibit yang berasal dari induk yang jelek
bagaimanapun baiknya faktor lingkungan maka bibit tersebut tidak akan dapat tumbuh
dengan baik ( Hartawan, 2008 ).
BAB 3. MERODOLOGI
3.1
Tempat dan Waktu
Kegiatan praktikum
hambatan struktur pertumbuhan bibit dan uji kedalaman tanam dilakukan di
laboratoriun Fakultas Pertanian Universitas Jember pada hari selasa, tanggal 13
Maret 2012 pukul 14.00 WIB – selesai.
3.2 Alat
dan Bahan
3.2.1
Alat
1. Bak pengecambah
2. Penggaris
3. Hand sprayer penyemprot air
3.2.2
Bahan
1. Benih monokotil (padi atau jagung)
2. Benih dikotil (kakao atau kacang tanah)
3. Subtrat tanah dan pasir
3.3 Cara
Kerja
1. Membuat media tanam
berupa campuran tanah top soil dan pasir perbandingan 1:1, kemudian berdihkan
dan ayak halus.
2. Memasukkan campuran
media tanam kedalam bak pengecambah hingga ½-2/3 timhhi bak (untuk kedalaman
2,5 – 7,5) siram sampai krlrmbaban secukupnya.
3. Menanam 20 – 25 butir
benih monokotil (jagung atau padi) sebanyak 20 – 25 benih dan dikotil (kedelai
atau kacang tanah) dengan kedalaman 2,5 : 5,0 dan 7,5 cm dalam 3 ulangan.
4. Menutupi benih yang
telah tertanam dengan campuran tanah lembab yang sama setinggi kedalaman tanam.
5. Menanami setiap bak
pengecambah satu jenis benih dengan kedalaman tertentu (sesuai perlakuan)
sebanyak tiga jalur (3 ulangan). Jangan lupa untuk selalu menjaga kelembapan
subtrat setiap saat.
BAB 4. HASIL DAN
PEMBAHASAN
4.1
Hasil Pengamatan
Jenis benih
|
Kedalaman tanam
|
UI
|
Perkecanbahan (%) hari
ke-
|
Tinggi kecambah bibit
|
||
Ke -6
|
||||||
Normal
|
Abnormal
|
Mati
|
||||
Jagung atau padi
|
2,5
|
1
2
3
|
10
10
10
|
-
-
-
|
-
-
-
|
6,9
5,77
6,33
|
5,0
|
1
2
3
|
9
10
10
|
-
-
-
|
1
-
-
|
6,35
6,23
6,68
|
|
7,5
|
1
2
3
|
10
7
2
|
-
-
2
|
-
3
-
|
20,9
22,4
15,7
|
|
Kedelai atau kacang
|
2,5
|
1
2
3
|
2
1
1
|
2
5
3
|
6
4
6
|
8,125
8,75
9,65
|
5,0
|
1
2
3
|
3
3
5
|
3
3
3
|
4
4
2
|
7
7,25
8,35
|
|
7,5
|
1
2
3
|
5
6
3
|
3
2
3
|
2
2
4
|
8,94
9,25
8,33
|
4.2
Pembahasan
Dari
hasil praktikum uji kedalaman tanam diketahui bahwa pada penanaman benih jagung
kedalaman tanam yang menunjukan bahwa kedalaman 2,5 cm lebih baik dari pada
kedalaman 5 cm dan 7,5 cm. Dari data hasil kedalaman 2,5 memiliki tingkat
keberhasilan 100% dan menurun pada kedalaman yang lebih dalam. Hal ini
menunjukan bahwa suatu kedalaman tanam sangat mempengaruhi pertumbuhan benih,
pengaruh tersebut berkaitan dengan vigor benih. Sedangkan untuk kacang tanah
kedalaman tanam yang menunjukan bahwa kedalaman 7,5 cm lebih baik dari pada
kedalaman 5 cm dan 2,5 cm, hal ini dikarenakan benih kacang tanah memiliki
kemampuan menembus tanah lebih kuat dari pada jagung. Tinggi tanaman yang
paling tinggi terdapat pada tabel pengamatan dengan kedalaman 7,5 cm, karena
jarak kotiledon menembus tanah lebih jauh dari pada kedalaman 2,5 cm dan 5 cm.
|
Jumlah total
benih yang dikecambahakan
Data kekuatan tumbuh
tanaman :
Jenis
benih
|
Kekuatan
tanaman dalam kedalam
|
||
2,5
cm
|
5
cm
|
7,5
cm
|
|
Jagung
|
100%
|
96%
|
83%
|
Kacang
tanah
|
13%
|
36%
|
46%
|
Gambar grafik pertumbuhan jagung dan kacang tanah
Gambar
grafik kekuatan tanaman pada jagung dan kacang tanah.
Biji sendiri dibedakan menjadi dua yaitu
biji dikotil dan biji monokotil.biji dikotil adalah epigeal jika sewaktu tumbuh
kotiledon akan terangkat diatas permukaan tanah. Sedangkan pada biji monokotil
kotiledonnya tetep ada pada permukaan tanah. Terangkatnya kotiledon dari
permukaan tanah pada biji dikotil disebabkan oleh pertumbuhan dan pemanjangan
hipokotil yang menembus permukaan tanah. Pada saat ini koteledon berfungsi
senagai pelindung plumule dari perusakan yang disebabkan pergeseran tanah.
Sedangkan pada monokotil hipokotil hanya sedikit memanjang sehingga kotiledon
tidak terangkat keatas, tetapi untuk menumbuhkan akar seminal koleoptil harus
segera mencapai permukaan tanah.
Keefisianan kedalaman tanam suatu
tanaman pasti berbeda beda, dari data pengamatan kedalaman tanam yang paling
efisien adalah kedalaman tanam yang menggunakan 2,5 cm. Hal ini dikarenakan
biji akan mudah menembus tanah karena lapisan tanah tidak terlalu dalam.
Berbeda dengan 5 cm bahkan 7,5 cm yang tekanan tanah terhadap benih tinggi
sehingga benih banyak yang tidak mampu menembus sampai permukaan tanah, padahal
benih sangat membutuhkan cahaya matahari sebagai sumber energi yang akan
dibutuhkan untuk proses fotosintesis. Pengaruh perkecambahan terhadap
pertumbuhan benih jagung dan benih kacang tanah menujukan bahwa benih kacang
tanah lebih bertoleransi terhadap kedalaman tanam yang diperlakukan hal ini
dibuktikan adanya benih kacang tanah yang tumbuh sampai kedalaman 7,5 cm. pada
benih jagung juga sama dengan benih kacang tanah. Apabila hasil praktikum ini
di uji dilapang maka kedalaman yang paling sesuai adalah pada kedalaman 2,5 cm.
Hal ini berlaku pada kedua benih yang diujikan. pada benih kacang tanah dan jagung ditanam pada kedalam yang melebihi
vigornya sesuai data lebih dari 5 cm
maka benih kacang tanah akan sukar untuk tumbuh, walaupun bias tumbuh
pertumbuhannya tidak akan maksimal. Kedalam tanam sangat penting karena
merupakan tahapan awal dari proses budidaya tanaman. Apabila penanaman tanaman
terlalu dangkal maka tanaman tersebut akan mudah roboh, sedangkan apabila
tanaman terlalu dalam maka tanaman akan sukar untuk tumbuh.
Faktor –
faktor lingkungan yang mempengaruhi perkecambahan benih adalah cahaya, air,
suhu dan nitrisi. Cahaya Mempengaruhi kerja hormon
auksin. Umumnya, cahaya menghambat pertumbuhan meninggi karena cahaya dapat
menguraikan auksin. Faktor esensial pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Cahaya memiliki peranan dalam metangsang perkecambahan biji, biji akan mudah
nerlecambah apabila cahaya tidak mengenai biji secara langsung. Air juga
berpengaruh terhadap perkecambahan benih dimana biji dapat melakukan proses
perkecambahan dengan dua cara yaitu secata fisika dan kimia. Pada proses kimia
biji menyrerap air atau imbibisi yang mampu merangsang tumbuhnya akar pada
biji. Air berfungsi untuk memungkinkan pertukaran gas, menstranlokasikan
cadangan nakanan, dan mengencerkan protoplasma. Kecepatan Kelembaban penguapan
transpirasi udara yang tinggi, rendah, dan lambat. Pada kondisi kelembapan yang
tinggi, umumnya pertumbuhan tanaman lebih cepat namun kelembaban yang rendah
diperlukan oleh beberapa tanaman untuk pertumbuhan generatip. Semakin tinggi
suhu, semakin cepat laju Beberapa faktor yang transpirasi . Suhu yang terlalu
rendah, kadar air disekitar tanama semakn rendah dan radiasi percambahan biji
Semakin rendah. Kandungan air pada tanaman, distribusi tumbuhan sehingga cahaya
dalam tajuk suhu 21oC – 43oC proses pertumbuhan tanaman,
kandungan meningkatkan respirasi semakin lambat lengas tanah. Suhu sangat
berpengaruh terhadap pertumbuhan karena berkaitan dengan aktivitas enzim dan
kandungan air dalam tubuh tumbuhan. Suhu optimum untuk perkecambahan umumnya 22o
C – 37o C biji tidak tumbuh pada suhu dibawah 0o C.
BAB 5. KESIMPULAN DAN
SARAN
5.1
Kesimpulan
Dari hasil praktikum uji kedalaman tanam
diketahui bahwa pada penanaman benih padi maupun benih kacang tanah kedalaman
tanam yang menunjukan bahwa kedalaman 2,5 cm lebih baik dari pada krdalaman 5
cm dan 7,5 cm. Keefisianan kedalaman tanam suatu tanaman pasti berbeda beda,
dari data pengamatan kedalaman tanam yang paling efisien adalah kedalaman tanam
yang menggunakan 2,5 cm. Apabila hasil praktikum ini di uji dilapang maka
kedalaman yang paling sesuai adalah pada kedalaman 2,5 cm.
5.2
Saran
Tempat
pembibitan seharusnya lenih luas agar mempermudah perkecambahan dan pengamatan.
DAFTAR PUSTAKA
Hartawan, R. 2008. Fariabilitas Pertumbuhan Bibit
Kelapa Sawit (Elaeis guineEnsis JACQ)
Asal Benih Unggul dan Liar. Jurnal Media
Akademik Vol. 2(1) : 34 – 43.
Purwanti, S. 2004.
Kajian Suhu Ruang Simpan Terhadap Kualitas Benih Kedelai Hitam Dan Kedelai Kuning. Jurnal Ilmu Pertanian Vol. 11(1) : 22-31.
Suherman, C. 2001. Pertumbuhan Bibit Cengkeh (Eugenia
Aromatica O.K) Kultivar Zanzibar
Yang Diberi Fungi Mikoriza Arbuskula Dan Pupuk Majemuk Npk. Jurnal.
Supriyadi,
A. 2010. Biologi. Primagama .
Yokyakarta.
Syamsuri,
I. 2004. Sains Biologi. Erlangga.
Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar