coursor

Hetalia: Axis Powers - Taiwan

Sabtu, 18 Mei 2013

hambatan struktur pertumbuhan bibit dan uji kedalaman tanam



BAB 1. PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Perkembangbiakan pada tumbuhan terdiri dari 2 macam secara generative yaitu perkembangbiakan melalui penyerbukan dan secara vegetatif  yaitu perkembangbiakan tanpa melalui penyerbukan. Perkembangbiakan secara generative terjadi jika benang sari menempel di atas kepala putik. Benangsari merupakan alat kelamin jantan pada bunga,sedangkan kepala putik merupakan alat kelamin betina pada bunga. Penyerbukan dapat dibantu oleh angin,air,serangga,dan tangan manusia. Reproduksi generatif adalah terjadinya individu baru yang didahului dengan peleburan dua sel gamet. Peristiwa ini disebut pembuahan. Pembuahan (fertilisasi) pada tumbuhan berbiji akan terjadi kalau didahului adanya proses penyerbukan (persarian/polenasi).
            Perkecambahan ada dua macam diantaranya adalah epigeal dan hypogeal. Epigeal merupakan perkecambahan yang apabila kotiledon berada di atas permukaan tanah, sedangkan hypogeal merupakan perkecambahan yang kotiledonnya berada di bawah permukaan tanah. Perkecambahan akan terjadi apabila syarat – syarat yang dibutuhkan terpenuhi, yaitu air yang cukup, suhu yang sesuai, udara yang cukup, dan cahaya matahari yang optimal. Jika syarat – syarat tersebut tiak terpenuhi maka biji akan tetap dalam keadaan tidur (doman). Lamanya biji doman bertahan hidup dan mampu berkecambah sangat bervariasi tergantung pada spesies dan kondisi lingkungan.
Pertumbuhan pada organisme diartikan sebagai proses pertambahan volume yang bersifat irreversible (tidak bias kembali ke tempat semula), sedangkan perkembangbiakan adalah proses menuju kedewasaan.             Pertumbuhan benih atau bibit dipengaruhi oleh kondisi tanah di lapang, dan tekanan partikel tanah. Benih yang mampu tumbuh pada kondisi yang kurang optimum menunjukkan kekuatan tumbuh bibit dalam pertumbuhannya di lapang. Oleh karena itu dalam praktikum kali ini dilakukan uji kedalaman tanaman menggunakan subtract tanah atau pasir dengan menanam benih pada berbagai kedalaman tertentu.
1.2  Tujuan
1.    Untuk mengetahui stuktur kecanbah dua macam jenih benih dan mengetahui keragaan perkecambahan.
2.      Untuk melatih mahasiswa agar dapat melakukan uji kekuatan tumbuh (vigor) bibit, dan memahami relevansi uji kedalaman tanah.


























BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
Proses perkecambahan melibatkan proses fisika dan kimia. Proses fisika proses yang terjadi ketika biji menyerap air (imbibisi) akibat dari potensial air rendah pada biji yang kering. Sedangkan proses kimia adalah proses dengan masuknya air, biji mengembang dan kulitbiji akan pecah. Air yang masuk mengaktifkan embrio untuk melepaskan hormon giberelin. Hormone ini mendorong lapisan tipis bagian luar endosperma (aleuron) untuk mensintesis dan mengeluarkan enzim ( Supriyadi, 2010 ).
Proses pertumbuhan pada tumbuhan dimulai dengan tiga kegiatan yang merupakan pertumbuhan primer yaitu pembelahan sel, pemanjangan sel dan diferensiasi sel ( perubahan bentuk sel ). Factor – factor yang mempengaruhi pertumbuhan dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu factor dalam dan factor luar. Factor dalam meliputi factor genetic dan hormonal, sedangkan factor luar meliputi nutrisi, suhu, kelembapan, dan pH ( Syamsuri, 2004 ).
Menurut Copeland dan  Donald (1985), Kemunduran benih merupakan proses penurunan mutu secara berangsur anngsur dan kumulatif  serta  tidak dapat  balik  (irreversible)  akibat  perubahan  fisisologis  yang disebabkan oleh  faktor  dalam.  Proses penuaan atau mundurnya vigor secara fisiologis ditandai dengan penurunan daya berkecambah, peningkatan jumlah kecambah abnormal, penurunan   pemunculan   kecambah   di   lapangan   (field   emergence),   terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan tanaman, meningkatnya kepekaan terhadap lingkungan yang ekstrim yang akhirnya dapat menurunkan produksi tanaman ( Purwanti, 2004 ).
Upaya mendapatkan bibit yang berkualitas baik yaitu bibit yang mempunyai bentuk perakaran yang baik dan mempunyai perbandingan yang proporsional antara tajuk dan akar diperlukan rekayasa lingkungan tumbuh yang sesuai. atau meningkatkan kemampuan tanaman dalam beradaptasi terhadap lingkungannya. Pemeliharaan tanaman meliputi penyiraman, penyiangan, pengendalian hama dan penyakit. Penyiraman dilakukan dua kali sehari, apabila tidak terjadi hujan. Penyiangan dilakukan apabila gulma terdapat di pertanaman dengan cara mencabutnya. Pengendalian hama dan penyakit dilakukan apabila terdapat gejala serangan ( Suherman, 2001 ).
Tujuan utama dari pembibitan adalah untuk mempersiapkan bibit yang baik dengan kriteria sehat, kuat dan kokoh. Hal tersebut merupakan salah satu faktor penentu suatu keberhasilan di lapangandan untuk mendapatkan pertumbuhan dan hasil dikenudian hari. Bibit berkaitan erat dengan dengan faktor keturunan. Bibit yang berpotensi untuk produksi tinggi akan memberi hasil yang tinggi apabila didukung oleh lingkungan yang baik bibit yang berasal dari induk yang jelek bagaimanapun baiknya faktor lingkungan maka bibit tersebut tidak akan dapat tumbuh dengan baik ( Hartawan, 2008 ).





















BAB 3. MERODOLOGI
3.1 Tempat dan Waktu
Kegiatan praktikum hambatan struktur pertumbuhan bibit dan uji kedalaman tanam dilakukan di laboratoriun Fakultas Pertanian Universitas Jember pada hari selasa, tanggal 13 Maret 2012 pukul 14.00 WIB – selesai.

3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
1. Bak pengecambah
2. Penggaris
3. Hand sprayer penyemprot air

3.2.2 Bahan
1. Benih monokotil (padi atau jagung)
2. Benih dikotil (kakao atau kacang tanah)
3. Subtrat tanah dan pasir

3.3 Cara Kerja
1. Membuat media tanam berupa campuran tanah top soil dan pasir perbandingan 1:1, kemudian berdihkan dan ayak halus.
2.  Memasukkan campuran media tanam kedalam bak pengecambah hingga ½-2/3 timhhi bak (untuk kedalaman 2,5 – 7,5) siram sampai krlrmbaban secukupnya.
3.  Menanam 20 – 25 butir benih monokotil (jagung atau padi) sebanyak 20 – 25 benih dan dikotil (kedelai atau kacang tanah) dengan kedalaman 2,5 : 5,0 dan 7,5 cm dalam 3 ulangan.
4. Menutupi benih yang telah tertanam dengan campuran tanah lembab yang sama setinggi kedalaman tanam.
5. Menanami setiap bak pengecambah satu jenis benih dengan kedalaman tertentu (sesuai perlakuan) sebanyak tiga jalur (3 ulangan). Jangan lupa untuk selalu menjaga kelembapan subtrat setiap saat.
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
Jenis benih
Kedalaman tanam
UI
Perkecanbahan (%) hari ke-
Tinggi kecambah bibit
Ke -6
Normal
Abnormal
Mati



Jagung atau padi

2,5
1
2
3
10
10
10
-
-
-
-
-
-
6,9
5,77
6,33

5,0
1
2
3
9
10
10
-
-
-
1
-
-
6,35
6,23
6,68

7,5
1
2
3
10
7
2
-
-
2
-
3
-
20,9
22,4
15,7



Kedelai atau kacang

2,5
1
2
3
2
1
1
2
5
3
6
4
6
8,125
8,75
9,65

5,0
1
2
3
3
3
5
3
3
3
4
4
2
7
7,25
8,35

7,5
1
2
3
5
6
3
3
2
3
2
2
4
8,94
9,25
8,33

4.2 Pembahasan
            Dari hasil praktikum uji kedalaman tanam diketahui bahwa pada penanaman benih jagung kedalaman tanam yang menunjukan bahwa kedalaman 2,5 cm lebih baik dari pada kedalaman 5 cm dan 7,5 cm. Dari data hasil kedalaman 2,5 memiliki tingkat keberhasilan 100% dan menurun pada kedalaman yang lebih dalam. Hal ini menunjukan bahwa suatu kedalaman tanam sangat mempengaruhi pertumbuhan benih, pengaruh tersebut berkaitan dengan vigor benih. Sedangkan untuk kacang tanah kedalaman tanam yang menunjukan bahwa kedalaman 7,5 cm lebih baik dari pada kedalaman 5 cm dan 2,5 cm, hal ini dikarenakan benih kacang tanah memiliki kemampuan menembus tanah lebih kuat dari pada jagung. Tinggi tanaman yang paling tinggi terdapat pada tabel pengamatan dengan kedalaman 7,5 cm, karena jarak kotiledon menembus tanah lebih jauh dari pada kedalaman 2,5 cm dan 5 cm.
X 100%
 
Kekuatan tumbuh =       Kecambah bibit normal (hari ke-6)
                                    Jumlah total benih yang dikecambahakan
Data kekuatan tumbuh tanaman :
Jenis benih
Kekuatan tanaman dalam kedalam
2,5 cm
5 cm
7,5 cm
Jagung
100%
96%
83%
Kacang tanah
13%
36%
46%

 
Gambar grafik pertumbuhan jagung dan kacang tanah
Gambar grafik kekuatan tanaman pada jagung dan kacang tanah.

Biji sendiri dibedakan menjadi dua yaitu biji dikotil dan biji monokotil.biji dikotil adalah epigeal jika sewaktu tumbuh kotiledon akan terangkat diatas permukaan tanah. Sedangkan pada biji monokotil kotiledonnya tetep ada pada permukaan tanah. Terangkatnya kotiledon dari permukaan tanah pada biji dikotil disebabkan oleh pertumbuhan dan pemanjangan hipokotil yang menembus permukaan tanah. Pada saat ini koteledon berfungsi senagai pelindung plumule dari perusakan yang disebabkan pergeseran tanah. Sedangkan pada monokotil hipokotil hanya sedikit memanjang sehingga kotiledon tidak terangkat keatas, tetapi untuk menumbuhkan akar seminal koleoptil harus segera mencapai permukaan tanah.
Keefisianan kedalaman tanam suatu tanaman pasti berbeda beda, dari data pengamatan kedalaman tanam yang paling efisien adalah kedalaman tanam yang menggunakan 2,5 cm. Hal ini dikarenakan biji akan mudah menembus tanah karena lapisan tanah tidak terlalu dalam. Berbeda dengan 5 cm bahkan 7,5 cm yang tekanan tanah terhadap benih tinggi sehingga benih banyak yang tidak mampu menembus sampai permukaan tanah, padahal benih sangat membutuhkan cahaya matahari sebagai sumber energi yang akan dibutuhkan untuk proses fotosintesis. Pengaruh perkecambahan terhadap pertumbuhan benih jagung dan benih kacang tanah menujukan bahwa benih kacang tanah lebih bertoleransi terhadap kedalaman tanam yang diperlakukan hal ini dibuktikan adanya benih kacang tanah yang tumbuh sampai kedalaman 7,5 cm. pada benih jagung juga sama dengan benih kacang tanah. Apabila hasil praktikum ini di uji dilapang maka kedalaman yang paling sesuai adalah pada kedalaman 2,5 cm. Hal ini berlaku pada kedua benih yang diujikan. pada benih kacang tanah  dan jagung ditanam pada kedalam yang melebihi vigornya sesuai data  lebih dari 5 cm maka benih kacang tanah akan sukar untuk tumbuh, walaupun bias tumbuh pertumbuhannya tidak akan maksimal. Kedalam tanam sangat penting karena merupakan tahapan awal dari proses budidaya tanaman. Apabila penanaman tanaman terlalu dangkal maka tanaman tersebut akan mudah roboh, sedangkan apabila tanaman terlalu dalam maka tanaman akan sukar untuk tumbuh.
Faktor – faktor lingkungan yang mempengaruhi perkecambahan benih adalah cahaya, air, suhu dan nitrisi. Cahaya Mempengaruhi kerja hormon auksin. Umumnya, cahaya menghambat pertumbuhan meninggi karena cahaya dapat menguraikan auksin. Faktor esensial pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Cahaya memiliki peranan dalam metangsang perkecambahan biji, biji akan mudah nerlecambah apabila cahaya tidak mengenai biji secara langsung. Air juga berpengaruh terhadap perkecambahan benih dimana biji dapat melakukan proses perkecambahan dengan dua cara yaitu secata fisika dan kimia. Pada proses kimia biji menyrerap air atau imbibisi yang mampu merangsang tumbuhnya akar pada biji. Air berfungsi untuk memungkinkan pertukaran gas, menstranlokasikan cadangan nakanan, dan mengencerkan protoplasma. Kecepatan Kelembaban penguapan transpirasi udara yang tinggi, rendah, dan lambat. Pada kondisi kelembapan yang tinggi, umumnya pertumbuhan tanaman lebih cepat namun kelembaban yang rendah diperlukan oleh beberapa tanaman untuk pertumbuhan generatip. Semakin tinggi suhu, semakin cepat laju Beberapa faktor yang transpirasi . Suhu yang terlalu rendah, kadar air disekitar tanama semakn rendah dan radiasi percambahan biji Semakin rendah. Kandungan air pada tanaman, distribusi tumbuhan sehingga cahaya dalam tajuk suhu 21oC – 43oC proses pertumbuhan tanaman, kandungan meningkatkan respirasi semakin lambat lengas tanah. Suhu sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan karena berkaitan dengan aktivitas enzim dan kandungan air dalam tubuh tumbuhan. Suhu optimum untuk perkecambahan umumnya 22o C – 37o C biji tidak tumbuh pada suhu dibawah 0o C.




BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil praktikum uji kedalaman tanam diketahui bahwa pada penanaman benih padi maupun benih kacang tanah kedalaman tanam yang menunjukan bahwa kedalaman 2,5 cm lebih baik dari pada krdalaman 5 cm dan 7,5 cm. Keefisianan kedalaman tanam suatu tanaman pasti berbeda beda, dari data pengamatan kedalaman tanam yang paling efisien adalah kedalaman tanam yang menggunakan 2,5 cm. Apabila hasil praktikum ini di uji dilapang maka kedalaman yang paling sesuai adalah pada kedalaman 2,5 cm.

5.2 Saran
            Tempat pembibitan seharusnya lenih luas agar mempermudah perkecambahan dan pengamatan.











DAFTAR PUSTAKA
Hartawan, R. 2008. Fariabilitas Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (Elaeis guineEnsis JACQ) Asal Benih Unggul dan Liar. Jurnal Media Akademik Vol. 2(1) : 34 – 43.

Purwanti, S. 2004.  Kajian Suhu Ruang Simpan Terhadap Kualitas Benih Kedelai  Hitam Dan Kedelai Kuning. Jurnal Ilmu Pertanian Vol. 11(1) : 22-31.

Suherman, C. 2001. Pertumbuhan Bibit Cengkeh (Eugenia Aromatica O.K) Kultivar Zanzibar Yang Diberi Fungi Mikoriza Arbuskula Dan Pupuk Majemuk Npk. Jurnal.

Supriyadi, A. 2010. Biologi. Primagama . Yokyakarta.

Syamsuri, I. 2004. Sains Biologi. Erlangga. Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar