coursor

Hetalia: Axis Powers - Taiwan

Sabtu, 18 Mei 2013

LAPORAN UJI KESEHATAN BENIH



BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Benih merupakan biji tanaman yang digunakan untuk tujuan pertanaman, artinya benih memiliki fungsi agronomis. Untuk itu benih yang diproduksi dan tersedia harus bermutu tinggi agar mampu menghasilkan tanaman yang mampu berproduksi maksimal. Mutu benih mencakup tiga aspek yaitu mutu genetik, yaitu aspek mutu benih yang ditentukan berdasarkan identitas genetik yang telah ditetapkan oleh pemulia dan tingkat kemurnian dari varietas yang dihasilkan, identitas benih yang dimaksud tidak  hanya ditentukan oleh tampilan benih, tetapi juga fenotipe tanaman, mutu fisiologi, yaitu aspek mutu benih yang ditunjukan oleh viabilitas benih meliputi daya berkecambah/daya tumbuh dan vigor benih, serta mutu fisik, yaitu aspek mutu benih yang ditunjukan oleh tingkat kebersihan, keseragaman biji dari segi ukuran maupun bobot, kontaminasi dari benih lain atau gulma, dan kadar air.
Pengujian benih, salah satunya adalah pengujian mutu fisik benih. Pengujian mutu fisik benih dapat dilakukan melalui analisis kemurnian benih. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan sampel yang mewakili beberapa benih yang kemudian dipisahkan antara kotoran dan benih tanaman lain untuk dihitung persentasenya dan dapat dihitung persentase kemurnian benihnya. Benih murni merupakan salah satu komponen dalam pengujian benih sangat pentingdalam menghasilkan benih yang berkualitas tinggi. Pada pengujian daya berkecambah, benihyang diuji diambil dari fraksi benih murni. Benih murni yang merupakan salah satu komponen dalam pengujian benih, sangat penting dalam menghasilkan benih yang berkualitas tinggi.
Patogen dapat bertahan pada benih di dalam bagian-bagian tertentu. Bagian – bagian benih terdiri dari tiga yaitu kulit, kotiledon, dan embrio. Patogen tular benih hidup pada salah satu bagian dari bagian benih tersebut. Lokasi patogen pada benih bergantung pada jenis patogen tersebut dan kebutuhan makanan masing-masing patogen. Oleh karena itu ada beberapa cara untuk menguji kelayakan benih, diantaranya dengan metode uji seperti pemeriksaan biji kering dan inkubasi benih. Metode pengujian kelayakan benih terutama dilakukan untuk mendeteksi cendawan-cendawan dan bakteri yang membentuk struktur di permukaan benih. Pengujian dapat dilakukan secara cepat dan mudah. Untuk mengetahui jamur dapat dilakukan dengan metode kertas sedangkan untuk mengetahui bakteri dalam praktikum dapat menggunakan metode agar yaitu menggunakan NA.

1.2 Tujuan
1.      Untuk mendeteksi cendawan yang terbawa di permukaan benih dan mendeteksi bakteri di permukaan serta di dalam jaringan benih.
2.      Untuk mengetahui biji yang layak sebagai benih dan yang layak untuk dikonsumsi dengan uji kemurnian fisik.



















BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
Benih merupakan biji tanaman yang dipergunakan untuk keperluan pengembangan usahatani dan mempunyai fungsi agronomis. Benih yang bermutu adalah benih yang telah dinyatakan sebagai benih yang bekualitas tinggi. Benih yang baik dan bermutu akan sangat menunjang dalam peningkatan produknya baik dari segi kuantitas maupun kualitas (Kartasapoetra, 2003).
Kemurnian benih adalah tingkatan kebersihan benih dari materi-materi non benih/serasah, atau benih varietas lain yang tidak diharapkan. Biasanya kemurnian benihdinyatakan dalam persentase (%). Pengujian kemurnian benih adalah pengujian yang dilakukandengan memisahkan tiga komponen benih murni, benih tanaman lain, dan kotoran benih yangselanjutnya dihitung presentase dari ketiga komponen benih tersebut. Tujuan analisis kemurnianadalah untuk menentukan komposisi benih murni, benih lain dan kotoran dari contoh benih yangmewakili lot benih (Heddy. G. 2000).
Untuk analisis kemurnian benih, maka contoh uji dipisahkan menjadi 3 komponen yaitu benih murni, adalah segala macam biji-bijian yang merupakan jenis/ spesies yang sedangdiuji. Yang termasuk benih murni diantaranya adalah : Benih masak utuh, Benih yang berukuran kecil, mengkerut, tidak masak, Benih yang telah berkecambah sebelum diuji. Pecahan/ potongan benih yang berukuran lebih dari separuh benih yang sesungguhnya,asalkan dapat dipastikan bahwa pecahan benih tersebut termasuk kedalam spesies yang dimaksud biji yang terserang penyakit dan bentuknya masih dapat dikenali, benih tanaman lain, adalah jenis/ spesies lain yang ikut tercampur dalam contoh dantidak dimaksudkan untuk diuji, dan yang ktiga kotoran benih, adalah benih dan bagian dari benih yang ikut terbawa yaitu seperti  benih dan bagian benih, benih tanpa kulit benih, benih yang terlihat bukan benih sejati, biji hampa tanpa lembaga pecahan benih = 0,5 ukuran normal 12  dan cangkang benih, kulit benih, bahan lain, Sekam, pasir, partikel tanah, jerami, ranting,daun, tangkai, dll (Setyastuti, 2004).
Dalam perhitungan kemurnian benih dipengaruhi oleh komponen hasil pengujian benih. Apabila berat sampel benih kurang dari 25 gram, maka perhitungan persentase berat masing – masing komponen dengan membandingkan terhadap keseluruhan berat semua komponen (bukan terhadap berat sampel benih yang diuji), yang kemudian dikalikan dengan 100%. Jika tingkat kemurnian benih itu rendah, maka juga akan berpengaruh dalam keseragaman tumbuh di lapangan yang juga akan rendah. Hal tersebut dapat terjadi karena dimungkinkan benih yang digunakan tercampur oleh spesies tanaman lain, gulma atau kotoran lainnya sehingga akan berpengaruh pada waktu panen yang tidak serentak dan produk yang dihasilkan tidak akan seragam/tidak sesuai dengan yang diharapkan (Kamil, 1979).





















BAB 3. METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
            Praktikum pengujian kesehatan benih dilaksanakan pada tanggal 6 Desember 2012 pukul 07.00 WIB sampai dengan selesai yang dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan jurusan Hama Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian Universitas Jember.

3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
1. Neraca
2. Pipet
3. Alat Inkubasi

3.2.2 Bahan
1. Gabah
2. Kacang Tanah
3. Kacang Hijau
4. Kedelai
5. Jagung
6. Media NA
7. Metilen Blue
8. Kertas Saring
9. Media PDA
10. Aquades

3.3 Cara Kerja
Uji Kering
1. Menimbang semua benih sebanyak 100 gram.
2. Memilah benih dari kotoran, biji yang rusak (cacat), dan biji yang bagus.
3. Menghitung benih yang rusak dan cacat dan menimbang benih yang rusak.
4. Mengamati dengan mikroskop

Uji Inkubasi
1. menyiapkan media NA serta kertas saring
2. Media kertas saring digunakan untuk pengujian jamur dan media NA untuk pengujian bakteri
4. Membuat media berupa kertas saring, kemudian meletakkannya sebanyak 10-20 benih yang sebelumnya kertas saring dilembabkan dengan aquades.
5. Membuat media NA yang sudah diberi agar
6. Mengambil 3 benih yang rusak untuk diisolasi
7. Menginkubasikan paling lambat 3 hari
8. Mengamati bakteri jamur dengan menggunakan metilen blue
9. mengamatinya menggunakan mikroskop


















BAB 4. PEMBAHASAN
3.1 Hasil
Tabel 1. Data Metode Uji Kelayakan Benih Dengan Pemeriksaan Biji Kering
No
Bahan
Berat
(gr)
Jumlah
Kotoran
Berat (gr)
Yang cacat/rusak
Yang bernas
Berat (gr)
Jumlah
Berat (gr)
Jumlah
1
Padi
100
3659
0,3
29
187
98,7
3472
2
Kedelai
100
782
2,8
21,2
357
77
425
3
Kacang tanah
100
77
13
9
18
36,7
46
4
Kacang hijau
100
1333
1
9
143
90
1190
5
jagung
100
373
0
38,07
166
61, 92
207

Tabel 2. Data Metode Uji Kelayakan Benih Dengan Metode Agar
No
Bahan
Gambar
Metode inkubasi
Keterangan
Kertas saring
NA
1
Padi
Jamur
Description: Padi.jpg
Bakteri
Description: 2012-12-07 09.43.00 (1).jpg
5 dari 20 biji berjamur dan 3 berkecambah
Ada bakteri
Warna jamur putih melekat pada biji
2
Kedelai
Jamur
Description: Kedelai.jpg

6 dari 20 biji berjamur dan tidak ada yang berkecambah
Tidak ada bakteri
Warna jamur putih melekat pada biji dan berserabut
3
Kacang tanah
Bakteri
Description: 2012-12-07 09.50.00 (1).jpg
Tidak terdapat jamur dan 7 dari 20 biji berkecambah
Ada bakteri

4
Kacang hijau
Jamur
Description: kacang hijau.jpg
Bakteri
Description: 2012-12-07 09.59.47.jpg
9 dari 20 biji berjamur dan 15 berkecambah
Ada bakteri
Warna jamur putih melekat pada biji
5
jagung
Jamur
Description: Jagung.,.jpg
Bakteri
Description: Bakteri kedelai.jpg
19 dari 20 biji berjamur dan 5 berkecambah
Ada bakteri
Warna jamur putih dan ada hitam berbintik
3.2 Pembahasan
            Benih merupakan biji tanaman yang dipergunakan untuk keperluan pengembangan usahatani dan mempunyai fungsi agronomis. Benih yang bermutu adalah benih yang telah dinyatakan sebagai benih yang bekualitas tinggi. Benih yang baik dan bermutu akan sangat menunjang dalam peningkatan produknya baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Pada umumnya benih yang sehat merupakan benih yang tidak terdapat penyakit. Biji hasil produk pertanian mempunyai dua fungsi yaitu untuk kebutuhan benih dan untuk kebutuhan pemenuhan kebutuhan pangan atau yang dikonsumsi. Dalam setiap biji yang masuk atau dapat digolongkan sebagai benih dan yang dikonsumsi harus memenuhi persyeratan tertendu dan harus dilakukan pengujian terhadap kelayakan biji tersebut.
Dari tabel 1 yang sudah diketahui maka untuk mengetahui kelayakan benih perlu diketahui jumlah presentase beberapa bahan yang telah dipisahkan yaitu kotoran, benih yang rusak, dan benih yang bernas dengan rumus perhitungan yaitu :
Presentase (%) = Berat (gr) yang ingin dicari    x   100%
                                      Berat biji awal
Sehingga diperoleh untuk setiap komoditas yaitu :
a.       Padi
Kotoran = 0,3/100 x 100% = 0,3%
Benih rusak = 29/100 x 100% = 29%
Benih bernas = 98,7/100 x 100% = 98,7%
Daya kecambah = 3/20 x100% = 15%
b.      Kedelai
Kotoran = 28/100 x 100% = 28%
Benih rusak = 21,2/100 x 100% = 21,2%
Benih bernas = 77/100 x 100% = 77%
Daya kecambah = 0/20 x 100% = 0%
c.       Kacang tanah
Kotoran = 13/100 x 100% = 13%
Benih rusak = 9/100 x 100% = 9%
Benih bernas = 36,7/100 x 100% = 36,7%
Daya kecambah = 7/20 x 100% = 35%
d.      Kacang hijau
Kotoran = 1/100 x 100% = 1%
Benih rusak = 9/100 x 100% = 9%
Benih bernas = 90/100 x 100% = 90%
Daya kecambah = 15/20 x 100% = 15%
e.       Jagung
Kotoran = 0/100 x 100% = 0%
Benih rusak = 38,07/100 x 100% = 38,07%
Benih bernas = 61, 92/100 x 100% = 61, 92%
Daya kecambah = 5/20 x 100% = 25%
Dari hasil perhitungan diatas maka biji padi, kacang tanah, kedelai, kacang hijau dan jagung dapat digolongkan atau layak tidaknya untuk benih dan sebagai konsumsi. Adapun syarat – syarat biji layak untuk menjadi benih yaitu apabila memiliki presentase untuk benih mengandung benih bernas 98 – 97%, kotoran 2 – 3%, benih rusak 9 – 10% dan daya kecambah 80 – 70%. Berdasarkan hasil perhitungan kemurnian benih didapatkan persen benih murni sebesar 90% kacang hijau. Angka ini menunjukan bahwa benih tersebut memiliki kemurnian yang cukup baik dan komponen lain yang tidak diinginkan terdapat sedikit, seperti benih yang rusak sebesar 9%, dan kotoran benih sebesar 1%, serta daya kecambah 75%. hal ini menunjukkan bahwa kacang hijau layak digunakan sebagai benih. Sedangkan untuk yang lainnya yaitu jagung, padi, kedelai dan kacang tanah layak untuk dikonsumsi karena syarat biji dapat dikonsumsi apabila presentase untuk benih mengandung benih bernas 60-70%, kotoran  9 – 10%, dan benih rusak 20-30%. Dimana untuk jagung mengandung benih bernas 61, 92%, kotoran  0%, dan benih rusak 38,07%, padi mengandung benih bernas 98,7%, kotoran  0,3%, dan benih rusak 29%, kedelai mengandung benih bernas 77%, kotoran  2,8%, dan benih rusak 21,2% dan kacang tanah mengandung benih bernas 36,7%, kotoran  13%, dan benih rusak 9%, sehingga biji-biji jagung, kedelai, kacang tanah, dan padi memenuhi nilai standar untuk dapat dan layak dikonsumsi, jika melebihi standar presentase yang telah ada maka biji tersebut sudah harus dibuang.
Tingkat kerusakan biji yang ada dapat disebabkan oleh jamur, bakteri dan luka mekanis. Untuk mengetahui ada tidaknya jamur dan bakteri pada benih yag akan diuji kelayakannya dapat digunakan metode kertas saring dan metode agar. Metode dengan menggunakan kertas saring diguakan untuk mengetahui jamur dan media agar NA digunakan untuk mengetahui bakteri. Dari tabel 2 data hasil praktikum diketahi bahwa semua jenis benih mengandung jamur dan bakteri kecuali pada biji kacang tanah tidik terdapat jamur, sadangkan untuk bakteri pada kedelai. Jamur yang ada pada setiap komoditas berbeda – beda dilihat dari bentuk gambar yang telah ada. Dan warna untuk jamur yang ada pada jagung yaitu putih yang disertai adanya bintik – bintik hitam, sedangkan untuk yang lain berwarna putih semua.
Bentuk jamur yang ada pada jagung yaitu pada konidia berbentuk panjang dengan ujung merucing seperti bulir padi dan konidiospore memanjang bersekat-sekat. Untuk jamur yang ditemukan pada kedelai seperti jenis jamur Rhizopus yaitu yang memiliki spora seperti kepala, bulat dan terletak menempel pada ujung konidospornya. Untuk padi konidianya berbentuk bulat – bulat dan konidiospornya memanjang tidak bersekat-sekat serta halus. Sedangkan untuk kacang hijau jamurnya berwarna putih kecoklatan yang sporanya menggerombol.






BAB 5. KESIMPULAN
Uji kelayakan benih sangat penting untuk mengetahui dan menetapkan biji hasil produksi pertanian layak sebagai benih atau untuk dikonsumsi. Dari hasil praktikum diketahui bahwa biji yang layak untuk benih adaah kacang hijau dan yang layak dikonsumsi yaitu jagung, kacang tanah, kedelai dan padi. Dari tingkat kerusakan yang terjadi pada benih dapat disebabkan oleh adanya luka mekanis dan beberapa jamur serta bakteri. Dari 5 jenis biji hamper semua terdapat jamur dan bakteri kecuali untuk kacang tanah tidak ada jamur sedangkan untuk bakteri yaitu kedelai.





















DAFTAR PUSTAKA
Kamil, J. 1979. Teknologi Benih 1. Padang : Penerbit Angkasa Raya.

Kartasapoetra, A. 2003. Teknologi benih. PT. Rinika Cipta. Jakarta.

Heddy, G. 2000. Biologi Pertanian. Rajawali Press. Jakarta.

Purwanti, Setyastuti. 2004. Kajian Suhu Ruang Terhadap Kualitas Benih Kedelai Hitam dan Kedelai Kuning. Jurnal Ilmu Pertanian 111) : 22-3.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar