coursor

Hetalia: Axis Powers - Taiwan

Sabtu, 18 Mei 2013

MEMBUAT PRPARAT AWETAN NEMATODA DAN JAMUR



Description: UNEJ 03

LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNIK MEDIA TANAM
( MEMBUAT PRPARAT AWETAN NEMATODA DAN JAMUR )

                      

oleh :
KELOMPOK / GOL : 2/C
RETNOSARI APRIASTI
11150501079





PROGRAM STDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2012

BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tanah merupakan salah satu syarat media tumbuh yang harus dipenuhi sebelum melakukan budidaya tanaman, baik yang bersal dari tanah maupun media buatan lainnya. Media tanam tersedia di alam kita secara luas dan beargam. Di dalam tanah  terdapat berbagai macam dan jenis mikroorganise yang hidup. Baik yang bersifat patogenik maupun simbiotik. Mikrooganisme yang ada didalam tanah bias saja sebagai sumber pathogen atau penyait bagi tanaman budidaya nantinya. Mikroorgaisme didalam tanah diantaranya adalah jamur dan nematode.
Mikrobia atau mikroorganisme adalah hewan renik yang tidak kasat mata. Organisme yang tergolong mikrobia adalah jamur atau fungi dan bakteri. Tempat tinggal atau habitat mikrobia bermacam-macam sesuai jenis mikrobia itu sendiri. Di alam populasi mikrobia tidak terpisah sendiri menurut jenisnya, tetapi terdiri dari campuran berbagai macam sel biokimiawinya. Hama tanaman adalah semua jenis binatang yang karana aktifitas hidupnya dapat menyebabkan gangguan serta kerusakan pada tanaman atau hasil tanaman, sehingga dapat menimbulkan kerugian. Nematode merupakan binatang mikroskopis yang memiliki cirri bentuk tubuh silindris memanjang, bilateral simetris, tidak bersekat, tumpul bagian kepala dan meruncing bagian ekornya. Jamur (fungi) merupakan cendawan yang mempunyai basiodiocarp berdaging, kadang – kadang keras.
Sebelum pembuatan preparat awetan yang perlu dilakukan adalah pemilihan mikroogganisme (jamur) yang baik dengan menggunakan mikroskop yang kemudian baru dibuat awetan. Mikroskop adalah alat untuk memperoleh bayangan yang besar dari benda yang kecil yang tidak terlihat olehmata, sehingga dapat dilihat dan diamati susunannya. Jadi mikroskop adalah benda yangdigunakan untuk melihat benda yang bersifat mikroskopis. Mikroskop terbagi menjadi 2 berdasarkan fungsinya, yaitu mikroskop cahaya dan mikroskop elektron. Mikroskop cahaya adalah mikroskop yang digunakan dengan bantuan cahaya matahari, alat ini digunakan untuk memancing nematode  dan mikroskop electron adalah mikroskop yang digunakan dengan bantuan listrik dalam praktikum ini digunakan untuk mengamati jamur.
Pembuatan preparat awetan mikroorganisme (nematode dan jamur) merupakan suatu aktifitas pengawetan mikroorganisme untuk keperluan penelitian lebih lanjut. Fungsi dari pembuatan preparat awetan adalah untuk mendapatkan spesemen nematode dan jamur dalam keadaan awetan sehingga apabia mahasiswa atau peneliti ingin mendapatkan informasi lebih lanjut tentang nematoda dan jamur dapat segera dilakukan. Pembuatan preparat awetan memerlukan keahkian yang kusus dan harus sabar serta cerdik separti pembuatan awetan preparat nemtoda, keahlian memancing nematode sangat dibutuhkan karena dalam pembuatan awetan yang dibutuhkan hanya satu nematode sehingga perlu teknik pemancingan. Sedangkan untuk cendawan hanya mengambil bagian dari cendawan yang sudah ditumbuhkan dalam media agar PDA.

1.2 Tujuan
1. Mahasiswa mengetahui cara pembuatan preparat awetan nematode dan jamur.





















BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
Jamur adalah organisme kecil, umumnya mikroskopis, eukariotik, berupa filamen atau benang, bercabang, menghasilkan spora, tidak memilki klorofil dan memilliki dinding sel yang mengandung kitin. 8000 jenis spesies jamur dapat menyebabkan penyakit pada tumbuhan. Beberapa jenis jamur dapat tumbuh dan memperbanyak diri apabila memiliki inang, jamur tersebut disebut sebagai parasit obligat. Membutuhkan inang untuk sebagian daur hidupnya tetapi tetap mampu menyelesaikan daur hidupnya pada bahan organik mati maupun pada tumbuhan hidup, jamur yang seperti itu disebut parasit non-obligat (Agrios, 1996)
Nematoda merupakan salah satu jenisOPT penting yang menyerang berbagai Jenis tanaman pertanian utama di Indo-nesia dan negara-negara tropis lainnya.Nematoda adalah cacing halus yang hidupsebagai saprofit di dalam air dan tanah,atau sebagai parasit pada tanaman danhewan. Nematoda yang hidup sebagai parasit pada tanaman memiliki stilet yang berfungsi untuk mengisap sel-sel tanaman sehingga fungsi fisiologi tanaman ter-ganggu ( Mustika, 2010 ).
Menurut Siddiqi  (1985) menyatakan, karakter morfologi yang digunakan untuk identifikasi spesies Aphelenchoides  yaitu bentuk tubuh, bentuk metakorpus, bentuk stilet dan letak vulva, panjang dan lebar tubuh, panjang stilet, bentuk daerah bibir (lip region) dan ujung ekor (tailtip) untuk nematoda betinanya. Sedangkan Karakter morfologi spesifik untuk nematoda jantan adalah bentuk tubuh dan bentuk ujung ekor dan keberadaan jantan dalam satu populasi. Sifat keberadaan jantan dalam suatu populasi  merupakan  salah  satu  faktor  yang  dapat menunjang  dalam penentuan spesies  nematoda ( Djiwanti dan Supriadi, 2008 ).
Cacing  Ascaridia galli merupakan nematoda parasitik yang sering ditemukan pada unggas termasuk ayam petelur. Parasit tersebut  menyebabkan kerugian kepada peternak berupa penurunan berat  badan dan hambatan pertumbuhan penurunan produksi telur  serta penurunan kualitas telur. Hal tersebut karena cacing selain menyerap zat-zat makanan juga menyebabkan kerusakan sel-sel epitel villi serta berkurangnya luas permukaan villi usus yang berperanan dalam proses pencernaan dan penyerapan makanan ( Zalizar, 2008 ).
Dalam mengisolasi mikroorganisme terdapat dua teknik atau metode yaitu teknik pengenceran dan cawan gores. Teknik cawan gores itu sendiri dilakukan dengan cara mengambil satu lup media biakan yang telah dihomogenisasi sesuai dengan media sebelumnya. Media yang digunakan yaitu NA untuk bakteri Dan PA untuk jamur. Setiap cawan diinkubasi pada suhu ruang selama 24-48 jam hingga teramati koloni yang tumbuh teknik ini juga dilakukan secara aseptic (Hadioetomo, 1990).
Salah satu metode yang digunakan dalam mengurangi populasi nematode yaitu dengan cara solarisasi tanah dimana solarisasi tanah tersebut adalah suatu metode pasteurisasi  yang efektif untuk menekan banyak spesies nematoda. Peningkatan temperatur tanah menghasilkan penurunan populasi gulma dan patogen tumbuhan termasuk fungi, bakteri dan nematoda. Secara tidak langsung patogen-patogen ini menjadi inaktif karena panas, patogen tular tanah juga menjadi lemah dan sensitif terhadap fumigasi tanah, organisme yang lain atau perubahan atmosfir di dalam tanah karena perubahan temperatur tanah. Dalam mengendalikan nematoda dapat memperoleh hasil yang sangat baik bila solarisasi di kombinasikan dengan nematisida dosis rendah, Pengendalian dengan perlakuan kombinasi seperti di atas akan lebih efektif bila  sedikit pestisida yang diberikan ke tanah, karena hal tersebut akan mengurangi potensial polusi tanah, air dan fitotoksisitas. Pengurangan populasi serangga hama dan patogen lain untuk waktu yang lama mungkin disebabkan terjadinya peningkatan stimulasi dari mikroorganisme  yang antagonis setelah solarisasi (Suesanto, 2008).
Metode parafin merupakan metode rutin atau standar. Pengamatan secara mikrokopis dari sesuatu jaringan yang normal sifatnya maupun yang mengidap sesuatu penyakit (patologis) akan lebih baik hasilnya bila dilakukan dari preparat jaringan yang telah dipersiapkan secara baik. Dengan demikian, tidak saja penelitian secara mikroorganisme yang dapat dilakukan, tetapi juga memberi kemudahan dalam membedakan berbagai perubahan yang terjadi pada smikrooarganisme yang diteliti. Adakalanya beberapa jenis jaringan memerlukan perlakuakan yang khusus untuk dapat menelitinya, seperti dalam hal jenis pewaranaan yang harus digunakan untuk sesuatu jenis jaringan tertentu (Sugiharto, 1989).




























BAB 3. METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
            Kegiatan praktikum membuat preparat awetan nematoda dan jamur tanah dilakukn di Laboratorium HPT Fakultas Pertanian Universitas Jember pada hari jumat, tanggal 27 April 2012, pukul 07.00 WIB – selesai.

3.2 Alat Dan Bahan
3.2.1 Alat
1. Gelas arloji
2. Cawan petri
3. Gelas benda
4. Pancing
5. De glass
6. Lampu bunsen
7. Karton
8. Laminar Aair Flow
9. Jarum ent
10. Botol preparat
11. Kertas label
12. Glass woll
13. Lempeng alumunium

3.2 Bahan
1. Laktofenol
2 . Zat pewarna (asam fukshin, cotton blue, dan lain-lain)
3. Parafin
4. Lak kuku
5. Formalin 4% atau alkohol 70%

3.3 Cara Kerja
3.3.1 Membuat Preparat Awetan Nematoda
1. Mengumpulkan beberapa ekor nematoda yang telah difiksasi dan masukkan ke dalam gelas arlojiatau cawan petri yang telah berisis laktofenol panas (65-300C) dan diberi zat pewarna(asam fukhsin, cotton blue,dan lain-lain).
2. Membuat lingkaran parafin pada gelas benda, tetesi laktofenol secukupnya (1-2tetes), beri glasswoll pada tiga sisi sebagai penyanggah agar nematoda tidak pipih.
3. Memindahkan nematoda dengan pancing (handling needle) dan tempatkan di tengah- tengah lingkaran parafin dalam laktofenol.
4. Menutup dengan kaca penutup.
5. Memanaskan di atas lempeng pemanas atau lampu bunsen beberapa detik untuk mencairkan parafin lekatkan dengan lem atau lak kuku.
6. Kemudian masukkan ke dalam lempeng preparat yang terbuat dari lempeng alumunium, jepit dengan karton.
7. Memberi etiket tentang nama spesies, nama kolektor, tempat dan lain sebagainya. Maka preparat awetan telah selesai(jadi).
8. Menyimpan dalam kotak preparat(ada yang terbuat dari kayu, plastik ataupun seng).

3.3.2 Membuat Preparat Awetan Jamur
            Cara membuat biakan murni jamur (lakukan perkelompok masing-masing 5 orang).
1. Mengambil cawan petri yang berisi beberapa bentuk dan warna hifa/miselium jamur dari hasil isolasi jamur pada praktiku sebelimnya, kemudian tempatkan didalam laminar air flow (entkas).
2.  Mengamati jamur-jamur yang tumbuh.
3. Sesuai petunjuk dosen/asiten, maka ambil satu macam jamur dengan menggunakan jarum preparat atau jarum ent steril (telah dipanasi beberapa detik di atas lampu Bunsen).
4. Media agar miring dibuka kapasnya dan ujungnya dipanasi dengan lampu Bunsen.
5. Menggoreskan hasil no.3 pada media agar miring di dalam laminar flow.
6. Menutup kembali media agar miring dengan kapas. Simpan dalam laminar air flow (entkas).
7. Setelah kurang lebih 4-7 hari dari pembuatan biakan murni, amati dengan seksama jamur yang tumbuh.
8. Selanutnya setiap mahasiswa mengambil hasil tumbuh jamur dalam media agar miring, bias sporanya, 2 miseliumnya atau golongan keduanya untuk selanjutnya dijadikan perparat awetan jamur.
9. Mengambil dengan jarum preparat atau jarum ent steril hasil tumbuh jamur dalam media agar miring lalu tempatkan di atas gelas benda yang berisi laktofenol dala lingkaran parafirin. Amati dibawah mikroskop bentuk jamurnya apakah bagus dan layak untuk dijadikan preparat awetan ataukah tidak.
10. Apabila sudah dirasa bagus dan layak, maka tutup dengan cover slip.
11. Memanaskan diatas lempeng pemanas atau lampu Bunsen.
12. Meletakkan dengan lem atau lak kuku.
13.Masukkan ke dalam lempeng alumunium, jepit dengan karton, beri etiket secukupnya.





BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Description: Preparat kulit ketiak.jpg
Gambar 1. Preparat awetan jamur
Gambar 2. Nematoda
4.2 Pembahasan
            Nematoda  parasit  tumbuhan  dapat  dibedakan  dengan  spesies  lain,  yaitu nematoda-nematoda pemakan substrat selain tumbuhan.  Nematoda parasit tumbuhan memiliki stilet, yaitu alat untuk menghisap cairan sel tumbuhan yang terdapat di dalam rongga mulutnya, sedangkan nematoda non parasitik biasanya tidak memiliki stilet. Dalam pembuatan praktikum kali ini  hal – hal yang perlu diperhatikan adalah tahap – tahap pelaksanaannya seperti memancing nematoda, membius, membunuh, fiksasi, dan membuat preparat awetan nematode. Memancing nematoda ( picking ) merupakan tahap awal dari pembuatan preparat awetan nematode. Dari beberapa nematode yang telah didapatkan selanjutnya digunakan dengan memancingnya menggunakan alat sederhana berupa sapu lidi, rambut, dll. Pemancigan nemtoda dilakukan dibawah mikroskop karena untuk mempermudah saat pemancingan dan untk memperjelas nematode yang akan dipancing. Membius nematoda dapat dilakukan dengan dengan menetesi beberapa tetes dikloro etil eter, hal ini bertujuan untuk mengetahui wktu istirahat nematoda dan mengetahui fungsi beberapa organ nematoda. Untuk mengembalikan nematoda normal kembali atau hidup dapat dilakukan penetesan air segar.
            Membunuh nematode bertujuan untuk mengetahui atau mempermudah menentukan dan mengidentifikasi nematoda. Membunuh nematode dapat dilakukan dengan cara memasukkan nematode ke air yang panas yaitu sekitar 700C. Nematoda akan mati jika terkena panas secara mendadak atau langsung karena nematode memiliki kulit yang tipis dan dekat dengan pembulu darah. Jika pembuluh darah rusak maka nematode akan mati. Fiksasi nematoda dapat dilakukan dengan berbagai macam larutan fiksasi seperti etanol, formalin dan asam cuka. Tujuan dari fiksasi ini adalah untuk mencegah agar nematoda tidak mengalami kerusakan karena serangan mikroorganisme dari air yang bersifat parasit yang dapat menyerang nematode dalam larutan tersebut.
            Dalam pembuatan preparat awetan nematode dan jamur dilakukan pemberian laktofenol beberapa tetes, hal ini dikarenakan fungsi laktofenol adalah untuk memudahkan dalam pembuatan awetan dan pemberian zat warna pada nematoda berfungsi untuk membeir warna nematoda agar struktur tubuhya terlihat jelas saat diamati, karena sifat nematode yang trasparan menyulitkan untuk pengamatannya.  Sedangkan pemberian glasswoll dalam pembuatan preparat awetan nematoda degan tiga sisi bertujuan agar nematode tidak pipih. Nematode yang baik untuk digunakan pembuatan awetan adalah nematode jenis silidris memanjang bukan yang swollen, karena jika swollen maka akan menyulitkan dalam pembuatannya, sifatnya yang menggelembung akan mempersulit penutupn menjadi tidak rata.
            Cendawan atau jamur ( fungi ) yang menjadi patogen pada tanaman, mengganggu proses-proses fisiologis pada tanaman yang menjadi inangnya. Gangguan yang terus- menerus yang merugikan aktivitas tanaman disebut penyakit tanaman. Cendawan merugikan tanaman dalam hal pengangkutan zat cair dan garam mineral, mengganggu proses fotosintesa, serta mengganggu pengangkutan hasil-hasil proses fotosintesa. Cendawan dapat merusak akar, batang, daun, bunga dan buah, serta hasil tanaman di tempat penyimpanan. Salah satu penyebab penyakit pada tanaman adalah jamur. Jamur masuk ke dalam divisio Thallopyhta, subdivisi fungi. Jamur adalah organisme yang tubuh vegetatifnya (struktur somatisnya) merupakan talus tidak mempunyai berkas pengangkutan. Struktur somatisnya biasanya berbentuk benang halus bercabang-cabang, mempunyai dinding sel yang tersusun oleh khitin, selulosa, serta mempunyai inti sejati.
            Jamur terdiri dari beberapa bagian morfologi tubuhnya. Struktur bentuk dari jamur berbeda – beda  yaitu seperti hifanya bersekat atau tidak, miselium berwarna atau tidak, spora seksuilnya, spora aseksoelnya, bntuk tipe dan lain – lain. Jamur yang digunakan untuk awetan preparat adalah jamur yang sudah dibiakkan dalam media agar PDA, karena dalam media ini jamur yang tumbuh merupakan biakan murni jamur tanpa ada biakan yang lain yang tumbuh. Dalam pembuata preparat awetan jamur yang harus diperhatikan adalah pemilihan jamur yang baik sebelum dibuat awetan. Jamur yang trgalong layak untuk dibuat preparaat awean jamur adalah jamur yang bagian morfologi tubuhnya atau bagian – bagiannya terlihat dengan jelas saat diamati pada mikroskop. Pengambilan jamur yang akan digunakan untuk awetan harus dengan menggunakan jarum ent yang steril karena untuk menghindari terkotaminasinya jamur yang dibuat awetan dengan mikroorganisme lain sehingga preparat aweta nematoda tidak bagus karena adanya mikroorganisme lain selain jamur.




BAB 5. KESIMPULA
5.1 Kesimpulan
            Hal – hal yang perlu diperhatikan  dalam pembuatan preparat awetnematoda  adalah tahap – tahap pelaksanaannya seperti memancing nematoda, membius, membunuh, fiksasi, dan membuat preparat awetan nematode. Pembuatan preparat awetan mikroorganisme (nematode dan jamur) merupakan suatu aktifitas pengawetan mikroorganisme untuk keperluan penelitian lebih lanjut. Fungsi dari pembuatan preparat awetan adalah untuk mendapatkan spesemen nematode dan jamur dalam keadaan awetan sehingga apabia mahasiswa atau peneliti ingin mendapatkan informasi lebih lanjut tentang nematoda dan jamur dapat segera dilakukan. Jamur yang akan dibuat preparat awetan harus memiliki struktur yang bagus dan baik.


















DAFTAR PUSTAKA
Agrios. 1996. Morfologi Mikroorganisme Tanah Pengganggu Tanaman. Panarba Swadaya. Jakarta.

Djiwanti dan Supriadi. 2008. Determinasi Nematoda Parasit  Aphelenchoides Sp. Penyebab Penyakit Hawar Daun Sambiloto (Andrographis Paniculata). Jurnal Littri 14(2) : 61 – 66.

Hadioetomo RS. 1990. Mikrobiologi Dasar dalam Praktek. Jakarta: PT Gramedia.

Mustika, I. 2010. Konsepsi Dan Strategi Pengendalian Nematoda Parasit Tanaman Di Indonesia. Pengembangan Inovasi Pertanian 3(2) : 81 – 101.

Soesanto L. 2008. Pengendalian Pengantar Hayati Penyakit Tanaman. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

Sugihart. 1989. Struktur Perkembangan Mikroorganisme Tanah. Universitas Hasanuddin. Makassar.

Zalizar, L. 2008. Penelitan Pendahuluan Pembuatan Preparat Vaksin Ascaridia Galli Dalam Upaya Pengendalian Penyakit Kecacingan Pada Ayam. Jurnal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar