BAB
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tanam
adalah cara berbudidaya menanam sesuatu yang bisa hidup dan disesuaikan dengan
daerah kondisi dan ligkungan serta keadaan sehingga dapat menghasilkan sesuatu
yang menguntungkan minimal bagi pribadi yang menanam. Sedangkan pola tanam
adalah usaha penanaman pada sebidang lahan dengan mengatur susunan tata letak
dan tata urutan tanaman selama periode waktu tertentu, termasuk masa pengolahan
tanah dan masa baru atau tidak ditanam selama periode tertentu. Didalam pola tanam
terdapat berbagai jenis yaitu tumpangsari, monokultur dan pola tanam bergilir.
Tanaman
jagung merupakan tergolong tanaman C4 dan mampu beradaptasi dengan baik pada
faktor pembatas pertumbuhan dan produksi. Jagung merupakan kebutuhan yang cukup
penting bagi kehidupan manusia dan hewan. Jagung mempunyai kandungan gizi dan
serat kasar yang cukup memadai sebagai bahan makanan pokok pengganti beras.
Selain sebagai makanan pokok, jagung juga merupakan bahan baku makanan ternak.
Budidaya
jagung harus memperhatikan beberapa faktor umum, seperti halnya budidaya
tanaman pangan lain. Faktor umum yang harus diperhatiakan antara lain seperti
faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal menyangkut sifat genetis
yang terkandung pada tanaman yang akan dibudidayakan. Faktor genetis pada
tanaman yaitu keunggulan-keunggulan tertentu yang dimiliki oleh tanaman itu
sendiri, seperti genetis yang mendukung jumlah produksi tanaman, mendukung
tanaman agar toleran terhadap faktor biotik dan abiotik yang kurang menguntungkan,
atau mendukung hal-hal lain. Sedangkan faktor eksternal mencakup keadaan
lingkungan di sekitar tempat tanaman tumbuh, baik itu lingkungan biotik yang
biasanya dikaitkan dengan organisme - organisme lainnya yang berasosiasi dengan
tanaman, baik itu asosiasi yang bersifat mutualisme maupun parasistisme.
Lingkungan lainnya yaitu abiotik, seperti keadaan cuaca atau iklim, intensitas
cahaya, curah hujan, pH tanah, keadaan keharaan tanah dan lain sebagainya. Menurunnya
produksi jagung disebabkan oleh banyak hal salah satunya tehnik budidaya
tanaman yang tidak sesuai, pemilihan benih yang tidak memiliki karakter yang
baik, pemeliharaan, pemupukan yang tidak tepat, sehingga dapat menyebabkan tanaman
mengalami hambatan dalam pertumbuhannya dan perkembangannya, oleh karena itu
praktikum teknik produksi tanaman jagung perlu diadakan guna untuk meningkatkan
produksi tanaman tersebut.
1.2
Tujuan
1. Untuk
mengetahui dan menghitung produktivitas tanaman jagung.
2. Untuk
mengetahui tehnik budidaya tanaman jagung yang baik sesuai dengan kondisi
tanah.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
Budidaya
tanaman jagung memiliki ancaman dalam bercocok tanam yaitu adanya penyakit
bulai. Tanaman jagung memiliki beberapa macam varietas yaitu jagung berondong (
Zae mays everta ) merupakan jagung tipe mutiara tetapi bijinya terdiri atas
pati keras, jagung tepung ( Zea mays amylaceae ) merupakan jagung yang bijinya terdiri
dari pati lunak, dan jagung polong ( Zea mays tunicate ) ( Hukmana, 2006 ).
Jagung
(Zea mays L.) adalah anggota dari keluarga rumput (Gramineae). Ini berasal dari
Selatan dan Tengah America. Itu diperkenalkan ke Afrika Barat oleh Portugis
pada abad ke-10. Jagung merupakan salah satu yang paling penting biji bijian di
Nigeria, tidak hanya atas dasar yang jumlah petani yang terlibat dalam
budidaya, tetapi juga nilai ekonomisnya. Jagung adalah sereal penting utama yang
dibudidayakan di hutan hujan dan padang rumput yang diturunkan
zona Nigeria ( A. J, Oladejo dan O. M, Adetunji, 2012 )
zona Nigeria ( A. J, Oladejo dan O. M, Adetunji, 2012 )
Untuk
penanaman komersial, jagung diperbanyak dengan biji (benih). Mengingat sifat
tanaman jagung yang mudah menyerbuk silang, benih yang digunakan harus memiliki
sifat yang benar (true seed). Hasil tanaman sebelumnya terutama hibrida tidak
dianjurkan sebagai benih pada pertanaman berikutnya karena akan menurun sifat
unggulnya ( Hukmana, 2006 ).
Perakaran
jagung saat kecambah adalah akar radikal. Pada pertumbuhan selanjutnya, akar
tersebut digantikan oleh akar lateral. Sejenis akar udara akan tumbuh dari buku
kedua atau ketiga diatas permukaan tanah pada saat tanaman berumur lebih dari 5
minggu ( Purwono dan Purnamawati, 2007 ).
Persyaratan
tanah yang ideal untuk tanaman jagung daianaranya adalah ph 5,6 – 7,5 dan
berdrainase baik, jenis tanah yang dapat ditanami jagung antara lain andosol
(berasal dari gunung berapi), latosol, grumosol, dan tanah berpasir. Tanah
dengan tekstur lempung / liat ( latosol) berdebu merupakan tanah terbaik untuk
pertumbuhannya ( Purwono dan Purnamawati, 2007 ).
Iklim yang
dikehendaki oleh sebagian besar tanaman jagung adalah daerah daerah beriklim sedang hingga daerah beriklim
sub-tropis. Pada lahan yang tidak berririgasi pertumbuhannya memerlukan cuah
hujan ideal sekitar 85-200 mm/bulan secara merata. Pertumbuhan tanaman jagung
sangat membutuhkan sinar matahari, jika ternaungi maka pertumbuhannya akan
terhambat. Suhu yang dikehendaki tanaman jagung antara 21 – 34 0C (
Purwono dan Hartono, 2007 ).
Variabilitas
iklim dan perubahan berperan langsung dalam budidaya tanaman jagung, sering
merugikan, pengaruh pada kuantitas dan kualitas produksi pertanian. Iklim suatu
daerah sangat berhubungan dengan vegetasi dan dengan ekstensi jenis tanaman
yang dapat dibudidayakan. Suhu, curah hujan, kelembaban, sinar matahari
(panjang hari) adalah iklim penting elemen yang mempengaruhi produksi tanam.
Keseluruhan prediktabilitas dari unsur-unsur iklim sangat penting untuk
hari-hari dan perencanaan jangka menengah pertanian operasi ( Sowunmi dan
Akintola, 2009 ).
Tahapa – tahapan
penanaman jagung ada beberapa tahapan yaitu pemilihan benih, pemupukan, dan
pemeliharaan. Umumnya benih yang memiliki produktivitas yang tinggi yaitu benih
yang telah bersertifikat ( Purwono dan Purnamawati, 2007 ).
Didalam
bercocok tanam untuk memperoleh hasil panen yang optimal dan memuaskan
diperlukan adanya pemeliharaan tanaman yaitu meliputi penyiraman, penyiangan,
pemupukan dan penggemburan tanah, pemuliaan ini dikerjakan secara simultan
artinya bahwa dalam melakukan proses penyiraman dapat juga melakukan proses
penyiraman atau pemupukan ( Suwito, 2006 ).
Penggemburan
tanah dari awal tanam hingga panen dapat dilakukan paling tidak dua kali atau
menurut kondisi lahan, tujuan dari penggemburan ini adalah agar kondisi lahan
menjadi hanggat, terjadi proses pergantian udara dalam tanah, menguapnya gas –
gas beracun di dalam tanah dan agar akar tanaman dapat dengan mudah menembus
tanah mencari makanan yag lebih banyak ( Suwito, 2006 ).
Cara
pengolahan tanah untuk ditanami jagung pada umumnya adalah tanah dibersihkan
dari rumput – rumputan atau gulma. Sisa – sisa tanaman dan gulma dibenamkan ke
dalam tanah, kemudian tanah diolah dengan bajak atau cangkul sedalam 15 cm – 20
cm yang dilakukan berkali – kali sampai tanah cukup gembur dan lebih baik lagi
bila tanah setelah dicangkul terus digaru atau diratakan ( Warisono, 2005 ).
Pembuatan
lubang tanam untuk jagung tergantung pada kelengasan tanahnya. Bila tanah
tersebut lengasnya cukup maka kedalamnnya 2,5 cm dan apabila keadaan tanahnya
cukup kering maka kedalamannya tanamnya sekitar 5 cm ( Warisono, 2005 ).
Peranan cahaya sangat penting untuk
kelangsungan hidup tumbuh-tumbuhan. Menurut Curry (1969) menyatakan peranan
cahaya sangat penting dalam kelangsungan hidup tumbuh-tumbuhan. Kebutuhan akan
cahaya khususnya untuk tumbuhan yang masih muda, pada kenyataannya bersifat
spesifik menurut jenis dan tingkat umurnya. Oleh karena itu pengenalan sifat
kebutuhan cahaya bagi pohon pada setiap tahapan pertumbuhannya merupakan
informasi yang sangat penting dalam pengelolaan permudaan alam maupun dalam
pemeliharaan bibit di persemaian ( Mawazi dan Suhaendi, 2008 ).
Menurut Darwis, (1988). .enyatakan bahwa
pemanfaatan lahan diantara tanaman kelapa sebetulnya telah dilakukan oleh
petani dengan berbagai jenis komoditas termasuk komoditas tanaman pangan
seperti jagung ( Atman, 2007 ).
Menurut Sukandarrumimidi (1995),
menyatakan bahwa gambut merupakan sisa timbunan tumbuhan yang telah mati dan
diuraikan oleh bakteri anaerobic dan aerobik menjadi komponen yang lebih
stabil. Selain zat organik yang membentuk gambut, juga terdapat zat anorganik
dalam jumlah yang kecil. Zat organik yang terdapat pada gambut antara lain
selulosa, lignin, dan humus. Unsurunsur pembentuk gambut antara lain karbon
(C), hidrogen (H), nitrogen (N), dan oksigen (O) ( Imaningsih, W, dkk, 2011 )
Zona
ekologi rawa-rawa mangrove, hutan hujan, pegunungan hutan / padang rumput, yang
berasal sabana, guinea savannah, Sudan sabana dan Sahel savannah. Rawa mangrove
dan zona hutan hujan, dan bagian dari zona padang rumput yang diturunkan
ditemukan di selatan bagian dari negara. Zona ini dicirikan oleh tingginya
intensitas curah hujan, musim hujan yang panjang, vegetasi padat, kasar
topografi dan kisaran suhu 26 - 28 º C dan kepemilikan pertanian kecil. Banjir
dan erosi air adalah utama masalah produksi tanaman dalam zona. A yang cukup
besar hektar lahan pertanian dan petani Sifat hilang tahunan untuk erosi air di
bagian timur bagian dari negara. Jagung, singkong, ubi dan sayur sayuran adalah
tanaman utama yang ditanam di zona ini (Sowunmi, F. A dan Akintola, J. O, 2009
).
Menurut
Mann (1986), menyatakan bahwa praktek manajemen mempengaruhi akumulasi
organik tanah Isi L3C dari bahan organik
tanah berkaitan erat
masalah dengan mempengaruhi jumlah sisa tanaman kembali
ke peduli membusuk. Perbandingan
transformasi dibudidayakan dan unculti dari residu
tanaman menjadi bahan organik tanah
tanah vated telah
menunjukkan penurunan bahan
organik tanah dengan caltivation
( Gregorich, E. G, dkk, 2009 ).
Menurut
Shull dan Timur (1910), menyatakan bahwa produksi jagung hibrida hanya
menempatkan, adalah hasil dari persimpangan dua galur yang berbeda. Mereka
mewakili generasi pertama yang berasal dari salib (F1). Mereka berbeda dari varietas
galur murni dan terbuka menyerbuk varietas benih yang mereka hasilkan tidak
akan disimpan dan ditanam kembali namun garis orangtua harus menyeberang setiap
kali untuk menghasilkan benih baru ( Ayinde, dkk, 2011 ).
Menurut Kaat dan Darwis (1986), diversifikasi
usahatani dengan menanam tanaman sela di antara kelapa sangat memungkinkan,
bahkan hadirnya tanaman sela cenderung memberikan dampak yang positif terhadap
produksi kelapa ( Atman, 2007 ).
Menurut Rosario (1983), secara umum
produktivitas jagung yang ditanam diantara kelapa lebih rendah dibanding
kondisi terbuka. Hal ini berkaitan dengan intensitas cahaya dan populasi
tanaman yang tidak optimal. Namun demikian, penanaman jagung diantara tanaman
kelapa dapat meningkatkan pendapatan petani ( Atman, 2007 ).
BAB 4. HASIL DAN
PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Perlakuan
(kel)
|
Minggu ke
|
Rerata tinggi tan.
|
Rerata
∑ daun
|
Rerata Diameter
Batang
|
Rerata panjang akar
|
Rerata
∑ akar
|
1
(1
dan 4)
|
1
|
3,
85
|
4,1
|
4,17
|
85,
95
|
28,52
|
2
|
25,04
|
5,25
|
||||
3
|
30,123
|
8
|
||||
4
|
65,91
|
8,58
|
||||
5
|
106,23
|
9,33
|
||||
6
|
140,19
|
10,75
|
||||
7
|
179,1
|
12,5
|
||||
8
|
169,55
|
14,5
|
||||
2
(2
dan 5)
|
1
|
8,25
|
4,75
|
8,
625
|
77,
83
|
31,1
|
2
|
27,54
|
5,25
|
||||
3
|
55,
63
|
7,55
|
||||
4
|
78,
93
|
9,
87
|
||||
5
|
119,
93
|
10,08
|
||||
6
|
143,
8
|
9,3
|
||||
7
|
161,3
|
10,47
|
||||
8
|
176,71
|
12,56
|
||||
3
(3
dan 6)
|
1
|
4,05
|
1,
93
|
32,12
|
16,15
|
3,12
|
2
|
6,4
|
3,5
|
||||
3
|
11,73
|
5,11
|
||||
4
|
21,18
|
5,5
|
||||
5
|
39
|
5,75
|
||||
6
|
48,5
|
6,
87
|
||||
7
|
57,
87
|
7,5
|
||||
8
|
61
|
8,2
|
4.2 Pembahasan
Salah
satu komoditi tanaman pangan yang dapat mengambil peran dalampembangunan sektor
pertanian adalah komoditi jagung. Di Indonesia Jagungmerupakan komoditas pangan
kedua setelah padi dan sumber kalori ataumakanan pengganti beras disamping itu
juga sebagai pakan ternak. Kebutuhan jagung akan terus meningkat dari
tahun ketahun sejalan dengan peningkatantaraf hidup ekonomi masyarakat dan
kemajuan industri pakan ternak sehinggaperlu upaya peningkatan produksi melalui
sumber daya manusia dan sumber daya alam, ketersediaan lahan maupun
potensi hasil dan teknologi.
Tanaman
jagung mempunyai prospek yang baik jika dikelola secara intensif dan komersial.
Permintaan pasar dalam negeri dan peluang ekspor komoditas jagung cenderung
meningkat dari tahun ke tahun, baik untuk memenuhi kebutuhan pangan maupun non
pangan. Disamping itu juga prospek pasar produksi jagung semakin baik, karena
didukung oleh adanya kesadaran gizi dan diversifikasi bahan makanan pada
masyarakat. Demikian juga untuk keperluan bahan baku industri rumah tangga
seperti emping jagung, wingko jagung dan produk jagung olahan lainnya dan untuk
keperluan bahan baku pakan ternak, serta untuk ekspor memerlukan produk jagung
dalam jumlah yang besar. Keadaan ini merupakan peluang pasar yang potensial
bagi petani dalam mengusahakan tanaman jagung. Terlebihlagi setelah ditemukan
benih jagung hibrida yang memiliki banyak keunggulandibandingkan dengan benih
jagung biasa. Keunggulan tersebut antara lain, masa panennya lebih cepat, lebih
tahan serangan hama dan penyakit, sertaproduktivitasnya lebih
banyak. Dengan demikian peningkatan produksi jagung baik kualitas maupun
kuantitas sangat penting.
Jagung (Zea mays L) adalah tanaman
semusim dan termasuk jenis rumputan/graminae yang mempunyai batang tunggal,
meski terdapat kemungkinan munculnya cabang anakan pada beberapa genotipe dan
lingkungan tertentu. Batang jagung terdiri atas buku dan ruas. Daun jagung
tumbuh pada setiap buku, berhadapan satu sama lain. Bunga jantan terletak pada
bagian terpisah pada satu tanaman sehingga lazim terjadi penyerbukan silang.
Jagung merupakan tanaman hari pendek, jumlah daunnya ditentukan pada saat
inisiasi bunga jantan, dan dikendalikan oleh genotipe, lama penyinaran, dan
suhu. Pemahaman morfologi dan fase pertumbuhan jagung sangat membantu dalam mengidentifikasi
pertumbuhan tanaman, terkait dengan optimasi perlakukan agronomis. Morfologi
tanaman jagung didukung oleh komponen utamanya, yaitu akar, daun, batang, bunga,
tongkol dan biji sehingga pertumbuhannya bisa optimal.
1. Akar
Jagung mempunyai akar serabut dengan
tiga macam akar, yaitu akar seminal, akar adventif, dan akar kait atau
penyangga. Akar seminal adalah akar yang berkembang dari radikula dan embrio.
Pertumbuhan akar seminal akan melambat setelah plumula muncul ke permukaan
tanah dan pertumbuhan akar seminal akan berhenti pada fase V3. Akar adventif
adalah akar yang semula berkembang dari buku di ujung mesokotil, kemudian set
akar adventif berkembang dari tiap buku secara berurutan dan terus ke atas
antara 7-10 buku, semuanya di bawah permukaan tanah. Akar kait atau penyangga
adalah akar adventif yang muncul pada dua atau tiga buku di atas permukaan
tanah. Fungsi dari akar penyangga adalah menjaga tanaman agar tetap tegak dan
mengatasi rebah batang.
2. Daun
Bentuk ujung daun jagung yaitu runcing,
runcing agak bulat, bulat, bulat agak tumpul, dan tumpul. Berdasarkan letak
posisi daun (sudut daun) terdapat dua tipe daun jagung, yaitu tegak (erect) dan
menggantung (pendant). Daun erect biasanya memiliki sudut antara kecil sampai
sedang, pola helai daun bisa lurus atau bengkok. Daun pendant umumnya memiliki
sudut yang lebar dan pola daun bervariasi dari lurus sampai sangat bengkok.
Jagung dengan tipe daun erect memiliki kanopi kecil sehingga dapat ditanam
dengan populasi yang tinggi.
3. Batang
Tanaman jagung mempunyai batang yang
tidak bercabang, berbentuk silindris, dan terdiri atas sejumlah ruas dan buku
ruas. Pada buku ruas terdapat tunas yang berkembang menjadi tongkol. Dua tunas
teratas berkembang menjadi tongkol yang produktif. Batang memiliki tiga
komponen jaringan utama, yaitu kulit (epidermis), jaringan pembuluh (bundles
vaskuler), dan pusat batang (pith). Genotipe jagung yang mepunyai batang kuat
memiliki lebih banyak lapisan jaringan sklerenkim berdinding tebal di bawah
epidermis batang dan sekeliling bundles vaskuler
4. Bunga
Jagung disebut juga tanaman berumah satu
(monoeciuos) karena bunga jantan dan betinanya terdapat dalam satu tanaman.
Bunga betina, tongkol, muncul dari axillary apices tajuk. Bunga jantan (tassel)
berkembang dari titik tumbuh apikal di ujung tanaman. Pada tahap awal, kedua
bunga memiliki primordia bunga biseksual. Selama proses perkembangan,
primordial stamen pada axillary bunga tidak berkembang dan menjadi bunga
betina. Demikian pula halnya primordia ginaecium pada apikal bunga, tidak
berkembang dan menjadi bunga jantan. Rambut jagung (silk) adalah pemanjangan
dari saluran stylar ovary yang matang pada tongkol. Rambut jagung tumbuh dengan
panjang hingga 30,5 cm atau lebih sehingga keluar dari ujung kelobot. Panjang
rambut jagung bergantung pada panjang tongkol dan kelobot.
5. Tongkol
dan biji
Tanaman jagung mempunyai satu atau dua
tongkol, tergantung varietas. Tongkol jagung diselimuti oleh daun kelobot.
Tongkol jagung yang terletak pada bagian atas umumnya lebih dahulu terbentuk
dan lebih besar dibanding yang terletak pada bagian bawah. Setiap tongkol
terdiri atas 10 - 16 baris biji yang jumlahnya selalu genap. Biji jagung
disebut kariopsis, dinding ovari atau perikarp menyatu dengan kulit biji atau
testa, membentuk dinding buah. Biji jagung terdiri atas tiga bagian utama,
yaitu pericarp, berupa lapisan luar yang tipis, berfungsi mencegah embrio dari
organisme pengganggu dan kehilangan air, endosperm sebagai cadangan makanan,
dan embrio (lembaga), sebagai miniatur tanaman yang terdiri atas plamule akar
radikal.
Dalam berbudidaya tanaman seperti pada
umunya dalam perumbuhannya terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi. Faktor –
faktor yang mempengaruhi tanaman jagung ada dua macam yaitu faktor lingkungan
atau eksternal diantaranya adalah iklim ﴾cahaya,
temperatur udara, air, angin, matahari dan gas), tanah ﴾tekstur
dan struktur tanah, bahan organik, ketersediaan nutrien, dan pH), dan biologis ﴾ gulma, serangga, mikroorganisme penyebab
penyakit, nematode, dll). Cahaya sangat dibutuhkan tanaman untuk proses
fotosintesis berdasarkan cahaya tanaman dibedakan beberapa macam diantaranaya
tanaman berhari pendek, netral dan panjang. Dalam pertumbuhan dan perkembangan
tumbuhan yang optimal diperlukan adanya suhu ideal yang disebut temperatur
optimum. Di Indonesia pada daerah tropis temperatur optimum tumbuhan berkisar
antara 220 – 370 C.
tanah dan udara sekitar yang kurang lembab (airnya cukup) akan sangat baik atau
cocok bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman, karena pada kondisi seperti
itu tanaman menyerap banyak air dan penguapan (transpirasi) air
semakin menurun, sehingga memungkinkan cepat terjadinya pembelahan dan
pemanjangan sel-sel untuk mencapai ukuran maksimum. Unsur-unsur hara (nutrisi)
dalam jumlah banyak yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan
yang disebut unsur makro, misalnya C, O2, N, H, S, P, K, Mg. Adapun
nutrisi yang dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit disebut unsur mikro, misalnya
Mn, Zn.tekstur tanah yang gembur dan yang mengandung bahan organik tinggi akan
mendukung pertumbuhan tanaman jagung yang optimal.
Tanaman jagung digolongkan sebagai salah
satu tanaman indikator untuk mengetahui ketersediaan hara dalam tanah, oleh
karena itu untuk dapat tumbuh dan berkembangnya tanaman jagung secara optimal
relatif dibutuhkan hara yang cukup, sehingga pemupukan merupakan salah satu
faktor kunci bagi keberhasilan budidaya jagung. Pemberian pupuk, baik pupuk
organik maupun anorganik pada dasarnya adalah guna memenuhi kebutuhan hara yang
diperlukan untuk tumbuh dan berkembangnya tanaman. Untuk efisiensi pemberian
pupuk maka pemupukan dilakukan secara berimbang, artinya pemberian berdasarkan
kepada keseimbangan antara hara yang dibutuhkan oleh tanaman jagung berdasarkan
sasaran tingkat hasil yang ingin dicapai dengan ketersediaan hara dalam tanah.
Dari data hasil pegamatan terdapat
perbedaan hasil perkembangan dan pertumbuhan tanaman jagung pada tiga perlakuan
yaitu perlakuan 1 dengan mencampur media tanam jagung menggunakan pupuk urea
450 kg/ha dimana 1/3 sebagai pupuk dasar dan 2/3 sebagai pupuk susulan pada 15
HST, perlakuan yang ke-2 pada media tanam jagung dicampur dengan menggunakan
pupuk urea 200 kg/ha dan bahan organik 2% dimana 1/3 urea + BO sebagai pupuk
dasar dan 2/3 Urea sebagai susulan pada 15 HST, dan pada perlakuan ke-3 media
tanam untuk jagung tidak diberi campuran apapun atau merupakan perlakuan
kontrol dan tanpa adanya pemberian pupuk selama 15 HST. Pemberian pupuk 15 HST
serta pencampurn urea dan BO pada media tanam sangat berpengaruh terhadap
pertumbuhan tanaman jagung. Pada perlakuan 1 didapati hasil untuk minggu
terakhir yaitu minggu kedelapan rerata tinggi tanaman mencapai 169,55, rerata jumlah
daun 14,05, rerata diameter batang 4,17, rerata panjang akar 85, 95 dan rerata
jumlah akar 28,52. Untuk perlakuan 2 pada minggu terakhir didapati hasil untuk
rerata tinggi tanaman mencapai 176,71, rerata jumlah daun 12,56, rerata
diameter batang 8,625, rerata panjang akar 77,83 dan rerata jumlah akar 31,1.
Sedangkan untuk perlakuan 3 yaitu kontrol hasil pada minggu terakhir
adalah rerata tinggi tanaman mencapai
61, rerata jumlah daun 8,2, rerata diameter batang 32,12, rerata panjang akar
16,15 dan rerata jumlah akar 3,12. Dari hasil ini maka dapat diketahui bahwa
perlakuan yang terbaik ditunjukkan oleh perlakuan pertama yaitu dengan
menggunakan urea 1/3 sebagai pupuk dasar dan 2/3 urea sebagai susulan pada 15
HST, dimana pertumbuhan pada tinggi tanaman dan jumlah daun yang lebih tinggi
dibanding dengan yang lainnya, hal ini dikarenakan pemberian pupuk yang tepat
sehingga ketersedian unsur hara untuk tanaman terpenuhi sehingga pertumbuhan
tanaman dapat tumbuh secara optimal, sedangkan untuk perlakuan 2 hasilnya tidak
berbeda jauh dengan perlakuan 1, pada perlakuan 2 hanya terdapat urea 1/3 dari
200 kg/ha dan adanya tambahan 1/3 dari 2% BO hanya menambah unsur N sedikit
akan tetapi BO dapat memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah sehingga
keadan perakaran pada perlakuan 2 lebih baik dimana jumlah akar lebih banyak
sehingga tanaman lebih kokoh dan karena BO mampu menahan air dalam tanah maka
akar dapat mendapatkan air dengan mudah. Pemberian pupuk yang seimbang untuk
penyedia unsur hara bagi tanaman sangat berpengaruh terhadap hasil pertumbuhan
dan perkembangan tanaman. Hal in ditunjukkan oleh perlakuan control dimana
pertumbuhan tanaman jagung tidak optimal dan tinggi tanaman hanya mencapai 61
dan pada pertumbuhannya daunnya berwarna kuning hal ini menunjukkan bahwa pada
tanaman jagung perlakuan kontrol kekurangan unsur hara N, sehingga daun menjadi
kuning dan pertumbuhannya menjadi kerdil. Hal ini juga dapat dilihat pada
grafik dibawah ini, dimana ditunjukkan bahwa ketersediaan unsur hara bagi
tanaman sangat perlu diperhatikan untuk mendapatkan hasil produksi yang
optimal.
BAB 5.
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
KESIMPULAN
1. Pemberian
pupuk yang seimbang untuk ketersedian unsur hara dalam tanah yang dibutuhkan
oleh tanaman perlu diperhatikan untuk mendapatkan hasil produksi dan
pertumbuhan yang optimal.
2. Faktor
– faktor yang mempengaruhi tanaman jagung ada dua macam yaitu faktor lingkungan
atau eksternal diantaranya adalah iklim, tanah, dan biologis.
3. Morfologi
tanaman jagung didukung oleh komponen utamanya, yaitu akar, daun, batang,
bunga, tongkol dan biji sehingga pertumbuhannya bisa optimal.
4. Tanaman
jagung mempunyai prospek yang baik jika dikelola secara intensif dan komersial.
Disamping itu juga prospek pasar produksi jagung semakin baik, karena didukung
oleh adanya kesadaran gizi dan diversifikasi bahan makanan pada masyarakat.
5. Dari
data hasil pengamatan perlakuan terbaik ditunjukkan oleh perlakuan 1 yaitu
pemberian 1/3 urea dari 450 kg/ha sebagai pupuk dasar dan 2/3 sebagai pupuk
susulan 15 HST.
5.2
SARAN
Praktikan seharusnya lebih sering
mengamati dan merawat pertumbuhan jagung seperi menyiram, mebersihkan gulma agar
tumbuhnya lebih baik lagi dari hasil sekarang.
DAFTAR PUSTAKA
A, J,
Oladejo dan O. M, Adetunji. 2012. Economic Analysis Of Maize (Zea mays l.)
Production In Oyo State Of Nigeria. Agricultural
Science Research Journals 2(2) : 77 – 83.
Atman. 2007. Tanaman Sela Jagung
Dengan Kelapa. Jurnal Ilmiah Tambua 6(2)
: 187 – 193.
Ayinde, T, dkk. 2011. Efficiency of
Resource Use in Hybrid and Open Pollinated Maize Production in Giwa LGA of
Kaduna State, Nigeria. American Journal Of
Experimental Agricultur 1(3) : 86 - 95
Gregorich, E. G, dkk. 2009. Turnover of
Organic Matter and Strage of Corn Residue Carbon Estimated From Natural 13C
Abundance. Canadian Journal Of Soil
Science.
Hukmana, R. 2006. Usaha Tani Jagung. Yogyakarta : Kanisius.
Imaningsih,
W, dkk. 2011. Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays) yang Diberi Kompos Tanah
Gambut Dengan Stimulator EM4 (Effective Microorganism 4). Bioscientia 8(2) : 6 – 15.
Mawazin dan
Suhaendi, S. 2008. Pengaruh Jarak Tanam
Terhadap Pertumbuhan Diameter Shorea parvifolia Dyer. Jurnal Penelitian Hutan dan Konsenasi Alam 5(4) : 381 – 388.
Purwono dan Purnawati, H. 2007. Budidaya 8 Jenis Tanaman Pangan Unggul.
Jakarta : Penebar Swadaya.
Purwono dan Hartono, R. 2005. Bertanam Jagung Unggul. Jakarta : Niaga
Swadaya.
Sowunmi,
F. A dan Akintola, J. O. 2009. Effect of Climatic Variability on Maize Production
in Nigeria. Journal of Environmental and
Earth Sciencel 2(1) : 19 – 30.
Warisono, P. 2006. Bercocok Tanam Jagung Centel. Yogyakarta : Genesa.
Warisno. 2005. Jagung Hibrida. Yogyakarta : Kanisius.
BAB 3. METODOLOGI
3.1 Tempat dan Waktu
Kegiatan praktikum Teknik Produksi
Tanaman Jagung (zea mays) dan Kedelai dilakukan di laboratoriun Fakultas
Pertanian Universitas Jember pada hari Senin, tanggal 01 Oktober 2012 pukul
13.45 WIB – selesai.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
1. Cangkul
2. Tugal
3. Roll metter
4. Tali raffia
5. Papan nama
6. Ayakan
7. Timba
3.2.2 Bahan
1. Benih jagung
2. Benih Kedelai
3. Tanah
4. Pupuk ( Urea,SP-36,KCl)
5. Polibag 40x60
6. Tanah kering angin
3.3 Cara Kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan
2. Menyiapkan media tanam dengan cara mengayak
tanah, dan menjemur sampai kering angin.
3. Mengambil sampel tanah kemudan dianalisis
dengan sidik cepat untuk mengetahui kondisi tanah yang meliputi pH, C-Organk,
dan sifat fisik tanah.
4. Memasukan tanah sebanyak 10 kg kedalam polybag,
untuk perlakuan dengan penambahan BO berat tanah yang disesuaikan, kemudian
menyiram dengan air.
5. Menanam Benih Jagung dan Kedlai pada
masing-masing perlakuan, satu lubang diisi 2 benih.
6. Memupuk SP-36 dan KCl serta menambahkan BO
sesuai dengan dosis anjuran dari analisis sidik cepat sedangkan untuk pupuk
urea sesuai dengan perlakuan.
Melakukan pengamatan secara
LigaPoker Bandar Judi Online Terpercaya di Era Milenial #ligapoker #Ligapokerpkv #Lpkiukiu #ligapkr #bandarQ #bandarjudionline #milenial #sakong #capsasusun #180.215.12.116 #uangdomino #vipligapoker
BalasHapus#ligapoker #modalkecil #ligapkr #sakong #lgpkr #capsasusun #perangbaccarat #aduQ #depopulsa #Dppulsa #merakqq #lpkiukiu #tiangqq #bandarq #bispak #sexy #meki #dominoqq #ligapokerv #ligapoker365 #depositpulsa #capsasusun #bandar66 #ceme #cemekeliling #bandarpoker #agenpoker #vipligapoker #idligapoker #ligapokerpkv #dana #ovo