coursor

Hetalia: Axis Powers - Taiwan

Senin, 20 Mei 2013

isolasi mikrobia



Description: UNEJ 03


ISOLASI MIKROBIA
LAPORAN PRAKTIKUM








Oleh
Retnosari Apriasti
NIM 111510501079








JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2011











BAB.1 PENDAHULUAN


1.1  Latar belakang
Mikrobia adalah hewan renik yang tidak kasat mata. Organisme yang tergolong mikrobia adalah jamur atau fungi dan bakteri. Tempat tinggal atau habitat mikrobia bermacam-macam sesuai jenis mikrobia itu sendiri. Di alam populasi mikrobia tidak terpisah sendiri menurut jenisnya, tetapi terdiri dari campuran berbagai macam sel biokimiawinya.
Jamur dan bakteri dapat dengan mudah  kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Tidak semua bakteri merugikan tetapi sebagian besar bakteri dapat menyebabkan makanan menjadi busuk, mengeluarkan bau yang tidak sedap, berlendir, makanan menjadi asam, memproduksi gas, dan menimbulkan efek-efek lain yang tidak dikehendaki. Bakteri menjadi penyebab utama dalam pembusukan. Bakteri dapat ditemukan dalam buah-buah yang sudah busuk, dan sayuran yang telah busuk. Bahan makanan merupakan salah satu benda yang memenuhi syarat sebagai media atau tempat hidup dan berkembang biak mikrobia, misalnya pada roti yang sudah kadaluarsa. Adapun kehadiran mikrobia pada bahan makanan yang menguntungkan, misalnya Rhizopus spp yaitu jamur yang membantu proses fermentasi pada tempe.
Meskipun tidak semua mikrobia (jamur dan bakteri) merugikan, mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari bentuk, sifat dan kehidupan jasad hidup yang termasuk mikrobia. Dibidang pertanian bakteri dan jamur merupakan salah satu penyebab penyakit tanaman yang dapat menyebabkan kerugian sangat berarti pada beberapa komoditas pertanian. Penyebab kerugian ini mengakibatkan produktifitas tanaman menurun dan gagal panen karena pertumbuhan dan perkembangan tanaman terhambat yang lama kelamaan akan mengakibatkan kematian. Kerugian yang disebabkan oleh bakteri relatif kecil dari pada jamur. Maka dari itu praktikum ini perlu diadakan untuk mengetahui jamur dan bakteri secara jelas, dan mendalam tentang seluk-beluk kehidupanya.
Di dalam laboratorium HPT populasi bakteri dapat diisolasi menjadi kultur murni yaitu pertumbuhan jasad renik yang diambil dari satu jenis spora dan dapat di pelajari morfologi, sifat dan kemampuanya. Untuk mempelajari karakteristik ekologi dan struktur mikrobia (jamur dan bakteri) maka dilakukan isolasi bakteri dengan cara pembuatan inokulum pada media DPA yang melibatkan proses sterilisasi di dalamnya.

1.2  Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui cara isolasi mikrobia dengan menggunakan media PDA dan mengamati koloni yang terbentuk.

1.3  Manfaat
Manfaat penelitian ini adalah untuk dapat mengetahui cara isolasi mikrobia yang benar dengan menggunakan PDA dan mengetahui koloni yang terbentuk dari proses isolasi.



















BAB.2 TINJAUAN PUSTAKA


            Mikrobia mampu hidup di hampir semua tempat dan keadaan serta mampu bertahan dalam berbagai keadaan lingkungan seperti suhu, tekanan, PH, tingkat osmosis serta kadar air yang ekstrim. Mikrobia nersifat mikroskopis yaitu ukurannya yang sangat kecil sehingga tidak terlihat dengan mata telanjang. (Winamo, 1994 : 1)
            Jasad-jasad yang terdapat di dalam mikrobia dapat berperan, baik di bidang yang menguntungkan seperti proses pembuatan dan peningkatan nilai gizi, nutrisi, dan organoleptik (rasa dan bau) bahan makanan. Juga secara langsung peranan jasat-jasad sebagaimpenyebab penyakit pada tanaman, hewan dan manusia, serta jasad penghasil toksin (racun) yang membahayakan. (Suriawira, 1985 : 18)
            Setiap jasad hidup mikrobia memiliki sifat-sifat yang dapat digolongkan ke dalam dua komponen kegiatan, yaitu metabolisme dan pelestarian diri, untuk keberlangsungan hidup setiap mikrobia memerlukan sumber nutrien yang akan yang akan memasuki tubuh yang menyebabkan mikrobia bisa mengadakan aktifiitas, tumbuh, dan berkembang biak. (Suriawira, 1985 : 31)
            Mikroba memerlukan zat-zat gizi untuk pertumbuhanya, mereka memerlukan air, energi, nitrogen, vitamin dan mineral. Hal ini mudah dimengerti karena mikroba mirip manusia dalam hal kebutuhan akan makanan dan zat gizi agar hidup dengan sehat. Sumber energy yang paling banyak digunakan mikrobia adalah karbonhidrat termasuk gula dan terkadang alcohol. Asam amino juga digunakan sebagai sumber energi. (Winamo, 1992 : 4)
            Daya tahan mikrobia sangat tergantung pada banyak faktor separti konsentrasi aon hidrogen, kebutuhan air, tekanan oksigen, kandungan zat gizi dan senyawa penghambat. Kadar air dalam bahan makanan juga dikenal sebagai aktifitas air.  Mikrobia sangat memerlukan tersedianya cukup air  untuk tumbuh dan melangsungkan proses metabolisme dalam tubuhnya. (Winamo, 1994 : 2)
            Pada umumnya kepekaan yang berbeda-beda terhadap tekanan oksigen dalam udara lingkungan hidupnya dari medium pertumbuhanya. Hal ini banyak kaitanya dengan kemampuan medium atau substrat  untuk dapat menangkap atau melepas electron. (Winamo, 1992 : 4)
            Mikroba memiliki suhu maksimum agar mampu bertahan hidup. Di atas atau dibawah suhu maut terdapat kisaran yang sempit. Dalam kisaran tersebut masih ada mikroba yang hidup tetapi tidak mengalami pertumbuhan. Oleh karena itu ada kombinasi waktu dan yang diperlukan untuk membunuh suatu populasi mikroba. (Winamo. 1992 : 6)
            Shurtteff dan Akiko Aoyagi (1979 : 117) mengatakan inokulum untuk membuat tempe dapat berupa inokulum biakan murni dan dapat juga berupa inokulum campuran. Iokulum murni hanya dapat dibuat di laboratorium, sedangkan inokulum campuran dapat dibuat oleh pembuat tempe dengan cara yang sedehana. Inokulum tempe dibedakan berdasarkan tingkat kemurnianya menjadi tiga macam yaitu inokulum murni tunggal, inokulum campuran dan inokulum murni campuran.
            Inokulum murni tunggal terdiri atas satu jenis spora kapang. Inokulum campuran merupakan berbagai jenis mikroba seperti kapang, jamur, bakteri. Inokulum murni campuran dibuat dengan campuran Rhizopus oligosporus dan murni klebsiella yang merupakan bakteri penghasil vitamin B12. (Shurtteff dan Akiko Aoyagi, 1979 : 118)








BAB.3 METODELOGI


3.1 Waktu dan Tempat
Percobaan dilakukan di laboratorium HTP tanggal 5 Oktober 2011, pukul 15 - selesai. Sedangkan pengamatan dilakukan di laboratorium HPT tanggal 7 Oktober 2011, pukul

3.2  Alat dan Bahan
3.2.1  Alat
1.   Petri
2.   Pinset
3.   Timbangan analitik
4.   Jarum ose
5.   Fourtek
6.   Mortal alu
7.   Laminary air flow
8.   Pembakar bunshen
9.   Koloni counter
10.        Mikroskop
11.        Alat tulis

3.2.2  Bahan
1.   Tempe
2.   Roti berjamur
3.   Mangga busuk
4.   Jeruk busuk
5.   Kertas pembungkus
6.   Antiseptik
7.   Alkohol 70%
8.   Aquades

3.3  Cara kerja
3.3.1 Isolasi jamur pada tempe
1.   Sebelum melakukan percobaan di dalam lamina, tangan disterilkan dengan menggunakan cairan alkohol dengan cara disemprot kemudian diusapkan agar merata.
2.   Tempe yang berjamur disiapkan.
3.   Jarum ose disterilkan dengan dicelupkan pada cairan alkohol 70% kemudian dipanaskan di atas pembakar bunshen minimal tiga kali.
4.   Petri dipanaskan pada pinggirannya dengan cara diputar – putar di atas pembakar bunshen minimal tiga kali.
5.   Miselium tempe diambil dengan menggunakan jarum ose yang sudah dingin lalu diletakkan di dalam petri.
6.   Inokulum yang ada dalam petri diinkubasi dalam inkubator dengan posisi cawan terbalik selama 2-3 hari.
7.   Diamati perubahan yang terjadi.
8.   Dituliskan hasilnya dalam tabel pengamatan.

3.3.2 Isolasi bakteri pada mangga
1.   Mangga diambil sebanyak 1 gram.
2.   Hancurkan mangga yang sudah diambil.
3.   Masukkan mangga ke tabung dengan tambahan aquades sebanyak 10 ml. Sampel yang mengandung bakteri diambal 1 ml dan dimasukan ke dalam tabung pengenceran pertama (1/10 atau 10-1) secara aseptis (dari preparasi suspensi) dengan aquades sebanyak 9 ml. Perbandingan berat sampel dengan volume tabung pertama adalah 1 : 9. Setelah sampel masuk lalu dilarutkan dengan dikocok.
4.   Diambil 1 ml dari tabung 10-1 dengan pipet ukur kemudian dipindahkan ke tabung 10-2 secara aseptis kemudian dikocok dengan membenturkan tabung ke telapak tangan sampai homogen. Pemindahan dilanjutkan hingga tabung pengenceran terakhir dengan cara yang sama sampai ke tabung 10-6.  Pipet ukur yang digunakan harus selalu diganti, artinya setiap tingkat pengenceran digunakan pipet ukur steril yang berbeda/baru.
5.   Cara taburan
Ø  Suspensikan bahan yang mengandung bakteri atau campur bakteri seencer mungkin, maksutnya kelak supaya terjadi koloni-koloni yang terpisah sehingga mudah diisolasi.
Ø  Cairkan nutrien agar dalam penangas air.
Ø  Dinginkan nutrien agar tersebut sampai suhu 500C , selanjutnya inokulasi dengan satu ose suspensi bahan yang mengandung bakteri atau campuran bakteri secara aseptik.
Ø  Seterilkan tangan dengan antiseptik.
Ø  Petri dipanaskan pada pinggirannya dengan cara diputar-putar diatas pembakaran bunshet.
Ø  Seterilkan campuran bakteri dengan memanaskan ujung gelass.
Ø  Ambil campuran bakteri 1 ml masukkan campuran bakteri kedalam petri tutup dan seterilkan.
Ø  Seterilkan nutrien agar yang sudah di encerkan dengan memanaskan ujung glass.
Ø  Masukkan nutrien agar ke petri dan tutup, kemudian seterilkan kembali, putar petri untuk menghomogenkan suspense bakteri.
Ø  Gambar:
Description: clip_image024Description: clip_image026
Description: clip_image028
Ø  bungkus dan tunggu hingga 2-3 hari lalu amati.
BAB.4 HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil
      Hasil pengamatan disajikan dalam bentuk table sebagai berikut:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar