ISOLASI MIKROBIA
LAPORAN PRAKTIKUM
Oleh
Retnosari Apriasti
NIM 111510501079
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
JEMBER
2011
BAB.1
PENDAHULUAN
1.1
Latar
belakang
Mikrobia
adalah hewan renik yang tidak kasat mata. Organisme yang tergolong mikrobia
adalah jamur atau fungi dan bakteri. Tempat tinggal atau habitat mikrobia
bermacam-macam sesuai jenis mikrobia itu sendiri. Di alam populasi mikrobia
tidak terpisah sendiri menurut jenisnya, tetapi terdiri dari campuran berbagai
macam sel biokimiawinya.
Jamur
dan bakteri dapat dengan mudah kita
jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Tidak semua bakteri merugikan tetapi
sebagian besar bakteri dapat menyebabkan makanan menjadi busuk, mengeluarkan
bau yang tidak sedap, berlendir, makanan menjadi asam, memproduksi gas, dan
menimbulkan efek-efek lain yang tidak dikehendaki. Bakteri menjadi penyebab
utama dalam pembusukan. Bakteri dapat ditemukan dalam buah-buah yang sudah
busuk, dan sayuran yang telah busuk. Bahan makanan merupakan salah satu benda
yang memenuhi syarat sebagai media atau tempat hidup dan berkembang biak mikrobia,
misalnya pada roti yang sudah kadaluarsa. Adapun kehadiran mikrobia pada bahan
makanan yang menguntungkan, misalnya Rhizopus
spp yaitu jamur yang membantu proses fermentasi pada tempe.
Meskipun
tidak semua mikrobia (jamur dan bakteri) merugikan, mikrobiologi adalah ilmu
yang mempelajari bentuk, sifat dan kehidupan jasad hidup yang termasuk
mikrobia. Dibidang pertanian bakteri dan jamur merupakan salah satu penyebab
penyakit tanaman yang dapat menyebabkan kerugian sangat berarti pada beberapa
komoditas pertanian. Penyebab kerugian ini mengakibatkan produktifitas tanaman
menurun dan gagal panen karena pertumbuhan dan perkembangan tanaman terhambat
yang lama kelamaan akan mengakibatkan kematian. Kerugian yang disebabkan oleh
bakteri relatif kecil dari pada jamur. Maka dari itu praktikum ini perlu
diadakan untuk mengetahui jamur dan bakteri secara jelas, dan mendalam tentang
seluk-beluk kehidupanya.
Di
dalam laboratorium HPT populasi bakteri dapat diisolasi menjadi kultur murni
yaitu pertumbuhan jasad renik yang diambil dari satu jenis spora dan dapat di
pelajari morfologi, sifat dan kemampuanya. Untuk mempelajari karakteristik
ekologi dan struktur mikrobia (jamur dan bakteri) maka dilakukan isolasi
bakteri dengan cara pembuatan inokulum pada media DPA yang melibatkan proses
sterilisasi di dalamnya.
1.2
Tujuan
Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui cara isolasi mikrobia dengan menggunakan
media PDA dan mengamati koloni yang terbentuk.
1.3
Manfaat
Manfaat
penelitian ini adalah untuk dapat mengetahui cara isolasi mikrobia yang benar
dengan menggunakan PDA dan mengetahui koloni yang terbentuk dari proses
isolasi.
BAB.2
TINJAUAN PUSTAKA
Mikrobia
mampu hidup di hampir semua tempat dan keadaan serta mampu bertahan dalam
berbagai keadaan lingkungan seperti suhu, tekanan, PH, tingkat osmosis serta
kadar air yang ekstrim. Mikrobia nersifat mikroskopis yaitu ukurannya yang
sangat kecil sehingga tidak terlihat dengan mata telanjang. (Winamo, 1994 : 1)
Jasad-jasad
yang terdapat di dalam mikrobia dapat berperan, baik di bidang yang
menguntungkan seperti proses pembuatan dan peningkatan nilai gizi, nutrisi, dan
organoleptik (rasa dan bau) bahan makanan. Juga secara langsung peranan
jasat-jasad sebagaimpenyebab penyakit pada tanaman, hewan dan manusia, serta
jasad penghasil toksin (racun) yang membahayakan. (Suriawira, 1985 : 18)
Setiap
jasad hidup mikrobia memiliki sifat-sifat yang dapat digolongkan ke dalam dua
komponen kegiatan, yaitu metabolisme dan pelestarian diri, untuk
keberlangsungan hidup setiap mikrobia memerlukan sumber nutrien yang akan yang
akan memasuki tubuh yang menyebabkan mikrobia bisa mengadakan aktifiitas,
tumbuh, dan berkembang biak. (Suriawira, 1985 : 31)
Mikroba
memerlukan zat-zat gizi untuk pertumbuhanya, mereka memerlukan air, energi,
nitrogen, vitamin dan mineral. Hal ini mudah dimengerti karena mikroba mirip
manusia dalam hal kebutuhan akan makanan dan zat gizi agar hidup dengan sehat.
Sumber energy yang paling banyak digunakan mikrobia adalah karbonhidrat
termasuk gula dan terkadang alcohol. Asam amino juga digunakan sebagai sumber
energi. (Winamo, 1992 : 4)
Daya
tahan mikrobia sangat tergantung pada banyak faktor separti konsentrasi aon
hidrogen, kebutuhan air, tekanan oksigen, kandungan zat gizi dan senyawa
penghambat. Kadar air dalam bahan makanan juga dikenal sebagai aktifitas
air. Mikrobia sangat memerlukan
tersedianya cukup air untuk tumbuh dan
melangsungkan proses metabolisme dalam tubuhnya. (Winamo, 1994 : 2)
Pada
umumnya kepekaan yang berbeda-beda terhadap tekanan oksigen dalam udara
lingkungan hidupnya dari medium pertumbuhanya. Hal ini banyak kaitanya dengan
kemampuan medium atau substrat untuk
dapat menangkap atau melepas electron. (Winamo, 1992 : 4)
Mikroba
memiliki suhu maksimum agar mampu bertahan hidup. Di atas atau dibawah suhu
maut terdapat kisaran yang sempit. Dalam kisaran tersebut masih ada mikroba
yang hidup tetapi tidak mengalami pertumbuhan. Oleh karena itu ada kombinasi
waktu dan yang diperlukan untuk membunuh suatu populasi mikroba. (Winamo. 1992
: 6)
Shurtteff
dan Akiko Aoyagi (1979 : 117) mengatakan inokulum untuk membuat tempe dapat
berupa inokulum biakan murni dan dapat juga berupa inokulum campuran. Iokulum
murni hanya dapat dibuat di laboratorium, sedangkan inokulum campuran dapat
dibuat oleh pembuat tempe dengan cara yang sedehana. Inokulum tempe dibedakan
berdasarkan tingkat kemurnianya menjadi tiga macam yaitu inokulum murni
tunggal, inokulum campuran dan inokulum murni campuran.
Inokulum
murni tunggal terdiri atas satu jenis spora kapang. Inokulum campuran merupakan
berbagai jenis mikroba seperti kapang, jamur, bakteri. Inokulum murni campuran
dibuat dengan campuran Rhizopus oligosporus dan murni klebsiella yang merupakan
bakteri penghasil vitamin B12. (Shurtteff dan Akiko Aoyagi, 1979 : 118)
BAB.3
METODELOGI
3.1 Waktu dan
Tempat
Percobaan
dilakukan di laboratorium HTP tanggal 5 Oktober 2011, pukul 15 - selesai.
Sedangkan pengamatan dilakukan di laboratorium HPT tanggal 7 Oktober 2011, pukul
3.2
Alat
dan Bahan
3.2.1
Alat
1. Petri
2. Pinset
3. Timbangan
analitik
4. Jarum
ose
5. Fourtek
6. Mortal
alu
7. Laminary
air flow
8. Pembakar
bunshen
9. Koloni
counter
10.
Mikroskop
11.
Alat tulis
3.2.2
Bahan
1. Tempe
2. Roti
berjamur
3. Mangga
busuk
4. Jeruk
busuk
5. Kertas
pembungkus
6. Antiseptik
7. Alkohol
70%
8. Aquades
3.3
Cara
kerja
3.3.1 Isolasi jamur
pada tempe
1. Sebelum
melakukan percobaan di dalam lamina, tangan disterilkan dengan menggunakan
cairan alkohol dengan cara disemprot kemudian diusapkan agar merata.
2. Tempe
yang berjamur disiapkan.
3. Jarum ose disterilkan dengan
dicelupkan pada cairan alkohol 70%
kemudian dipanaskan di atas pembakar bunshen minimal tiga kali.
4. Petri
dipanaskan pada pinggirannya dengan cara diputar – putar di atas pembakar bunshen minimal tiga kali.
5. Miselium
tempe diambil dengan menggunakan jarum ose yang sudah dingin lalu diletakkan di dalam petri.
6. Inokulum
yang ada dalam petri diinkubasi dalam inkubator dengan posisi cawan terbalik
selama 2-3 hari.
7. Diamati
perubahan yang terjadi.
8. Dituliskan
hasilnya dalam tabel pengamatan.
3.3.2 Isolasi
bakteri pada mangga
1. Mangga diambil sebanyak 1 gram.
2. Hancurkan mangga yang sudah diambil.
3. Masukkan mangga ke tabung dengan
tambahan aquades sebanyak 10 ml. Sampel yang mengandung bakteri diambal 1 ml dan dimasukan
ke dalam tabung pengenceran pertama (1/10 atau 10-1) secara aseptis
(dari preparasi suspensi)
dengan aquades sebanyak 9 ml. Perbandingan berat sampel dengan volume
tabung pertama adalah 1 : 9. Setelah sampel masuk lalu dilarutkan dengan dikocok.
4. Diambil
1 ml dari tabung 10-1 dengan pipet ukur kemudian dipindahkan ke
tabung 10-2 secara aseptis kemudian dikocok dengan membenturkan
tabung ke telapak tangan sampai homogen. Pemindahan dilanjutkan hingga tabung
pengenceran terakhir dengan cara yang sama sampai ke tabung 10-6. Pipet ukur yang digunakan harus selalu diganti, artinya setiap
tingkat pengenceran digunakan pipet ukur steril yang berbeda/baru.
5. Cara taburan
Ø Suspensikan bahan yang mengandung
bakteri atau campur bakteri seencer mungkin, maksutnya kelak supaya terjadi
koloni-koloni yang terpisah sehingga mudah diisolasi.
Ø Cairkan nutrien agar dalam penangas
air.
Ø Dinginkan nutrien agar tersebut
sampai suhu 500C , selanjutnya inokulasi dengan satu ose suspensi
bahan yang mengandung bakteri atau campuran bakteri secara aseptik.
Ø Seterilkan tangan dengan antiseptik.
Ø Petri dipanaskan pada pinggirannya
dengan cara diputar-putar diatas pembakaran bunshet.
Ø Seterilkan campuran bakteri dengan
memanaskan ujung gelass.
Ø Ambil campuran bakteri 1 ml masukkan
campuran bakteri kedalam petri tutup dan seterilkan.
Ø Seterilkan nutrien agar yang sudah
di encerkan dengan memanaskan ujung glass.
Ø Masukkan nutrien agar ke petri dan
tutup, kemudian seterilkan kembali, putar petri untuk menghomogenkan suspense
bakteri.
Ø Gambar:
Ø bungkus dan tunggu hingga 2-3 hari
lalu amati.
BAB.4 HASIL DAN
PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Hasil
pengamatan disajikan dalam bentuk table sebagai berikut:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar