LAPORAN
PEMBUATAN MEDIA TANAM PADAT
Kelompok 2
Oleh :
Retnosari Apriasti
111510501079
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2011
BAB
1. PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Tanaman sawi merupakan tumbuhan darimarga Brassica yang dapat dimanfaatkan daun
dan bunganya sebagai bahan pangan untuk sayuran.
Tanaman sawi sering dijumpai di berbagai daerah kususnya indonesia
karena petani banyak yang memilih menanam sawi.
Untuk membudidayakan sawi relative cukup mudah dan konsumen sawi di Indonesia
tidak pernah menurun jumlahnya sehingga banyak petani yang membudidayakan
tanaman sawi. Sawi cocok dikembangkan didaerah Indonesia karena mempunyai iklim,
cuaca dan tanahnya yang sesuai. Tanah yang cocok untuk mendukung pertumbuhan
tanaman sawi adalah tanah gembur, banyak mengandung humus, subur, serta
pembuangan airnya baik atau aerainya baik dan mempunyai derajat kemasaman (pH)
tanah yang optimum antara pH 5,5 sampai pH 7,5 (netral keasaman).
Faktor
penentu keberhasilan usaha tani tergantung dari benih yang digunakan dan pemeliharaannya.
Benih yang mempunyai kualitas yang baik dan sehat akan menghasilkan tanaman
yang pertumbuhannya bagus. Pemeliharaan merupakan hal yang sanga penting dan
berpengaruh terhadap hasil yang akan didapat. Dalam memelihara tanaman yang
perlu diperhatikan adalah penyiraman, peniangan dan pemupukan, penyiraman ini
tergantung pada kondisi cuaca setiap harinya atau musim, bila musim penghujan
dirasa berlebih maka kita perlu melakukan pengurangan air yang ada, tetapi
sebaliknya bila musim kemarau kita harus menambah air demi kecukupan tanaman
sawi yang di tanam. Bila cuaca tidak terlalu panas penyiraman dapat dilakukan
sehari cukup sekali, sore atau pagi hari. penyiangan adalah penggantian tanaman
yang mati dengan tanaman baru (berumur sama). Penyiangan dapat dilakukan 2 – 4
kali selama masa pertanaman sawi. Penyiangan dilakukan 1 atau 2 minggu setelah
penanaman dan dilakukan penggemburan agar tanaman yang baru mampu menembus
tanah dengan mudah. Pemupukan dilakukan pada umur 7 dan 14 hari setelah tanam,
dan dalam pemupukan harus jauh dengan perakatan tanaman.
Penanaman
dilakukan ketika umur bibit sudah cukup untuk ditaam dalam media yang berada
dalam polibag. Masa pemanen untuk tanaman sawi adalah 35 hari setelah tana.
Dalam menunggu masa panen sawi perlu dipelihara dan dirawat sebaik mungkin,
budidaya tanaman sawi perlu perhatian cukup intensif karena tanaman sawi mudah
layu jika terkena panas dan juga bila kekurangan air. Oleh karena itu dalam
praktikum kali ini dilakukan pembuatan media tanam padat untuk tanaman sawi dengan
membuat kombinasi media dengan komposisi tertentu untuk medapatkan komposisi
yang ideal dalam pertumbuhan tanaman sawi serta dilakukan penanaman mulai dari
bibit sampai pemanenan untuk mengetahui pengaruh kombinasi media yang ideal
untuk pertumbuha tanaman sawi dan hasil panenya.
1.2
Tujuan
Tujuan
dilaksankannya praktikum acara 2 dengan judul Rekayasa Media Padat ini adalah :
1. Untuk
mendapatkan formulasi komposisi media tanaman yang ideal untuk tanaman sawi.
2. Mengetahui
cara budidaya tanaman sawi yang baik.
BAB
2. TINJAUAN PUSTAKA
Sayur berperan sebagai sumber pertumbuhan baru untuk
dikosumsi dalam rangka pemenuhan gizi, meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Semakin lama permintaan akan komoditas sayuran cenderung mengalami peningkatan
setiap tahunnya antara 3,9%. Dapat dibuktikan dengan peningkatan konsumsi
sayuran di Indonesia, untuk itu usahatani dalam pembudidayaan sayuran memiliki
peluang dan prospek yang lumayan besar dan sangat baik untuk dikembangkan di
wilayah indonesia (Choliq, 2009).
Perkembangan produksi tanaman sawi sudah meluas hingga
mancanegara. Budidaya sawi nakin meluas dan bahkan sampai dibelahan dunia yang
daerah atau kawasan pertaniannya cukup dikenal. Di Indonesia perakitan
varietas-varietas unggul lebih dikembangkan termasuk pada jenis hibrida maupun
non-hibrida dan petani di indonesia banyak yang membudidayakan tanaman sawi
(Rukmana, 1994).
Sayuran yang mempunyai prospek yang lumayan yaitu sawi (Brassica Juncea L.). Sayuan Sawi banyak
dikonsumsi oleh masyarakat karena banyak mengandung vitamin dan kaya akan
serat. Tanaman sawi membutuhkan unsure hara berupa nitrogen. Nitrogen dalam
tanaman merupakan unsure hara makro yang penting bagi pertumbuhan dan
perkembangan tanaman. Ketersedian unsure yang terbatas menyebabka perlunya
pemupukan pada tanaman. Ketersediaan nitrogen dipengaruhi oleh berbagai faktor
salah satunya adalah gulma, dimana akn terjadi masalah seperti perebutan unsure
hara antar tanaman sawi dan gulma sehingga pertumbuhan sai tidak optimal
(Tumewu, 2009).
Faktor
lain yang mempengaruhi pertumbhan tanaman sawi adalah tanah. Tanah adalah
sebuah komponen dari keseluruhan ekosistem dan tidak dapat dilepaskan dari kesehatan ekosistem tersebut. Di bidang
pertanian, tanah yang sehat memiliki
kondisi fisik, kimia dan biologis
optimal untuk produksi tanaman dan memiliki kesanggupan untuk menjaga kesehatan tanaman serta kualitas ekosistem
yang mencakup air dan tanah da juga tidak mengandung nematoda dan patogen Tanah
sehat dan subur merupakan sistem hidup
dinamis yang dihuni oleh berbagai organism (mikro flora, mikro fauna, serta
meso dan makro fauna). Organisme tersebut saling berinteraksi membentuk suatu
rantai makanan sebagai manifestasi aliran energi dalam suatu ekosistem untuk
membentuk tropik rantai makanan (Hindersah, 2004).
Budidaya
tanaman sawi harus lebih diperhatikan khususnya pada kondisi iklim, daerah
penanamannya, maupun jenis tanahnya, iklim yang cocok yaitu iklim yang tidak
berhawa panas, tanaman ini lebih menyukai hawa dingin dengan suhu Tanaman sawi
dapat tumbuh dengan baik didaerah pegunungan yang tingginya lebih dari 100 m
dpl dan jenis tanah yang sesuai ialah tanah lempung yang subur dan cukup
menahan air atau porositasnya baik (Purwono, 2007).
Hal
– hal yang perlu diperhatikan utuk budidaya tanaman sawi adalah pemberian air,
jangan sampai kelebihan maupun kekurangan karena tanaman sangat membutuhkan air
dalam makan maupun berfotosintesis, pemberian air yang baik yaitu harus sesuai
dengan kapasitas lapang (kapasitas pegang air tanah), kadar C, N, P, dan K
tanah, selain itu pengawasan perlu dilakukan dengan tujuan agar mengetahui
pertumbuhan tanaman (percepatan pertumbuhan tinggi tanaman dan tunas), serta
populasi bakteri dan jamur serta hama yang mengganggu (Djajadi, 2010).
Pupuk
yang baik untuk digunakan yaitu pupuk organik seperti kompos, pupuk kandang,
atau pupuk bokashi yang menggunakan teknologi mikroorganisme. Sedangkan pupuk
yang sering digunakan oleh petani yaitu pupuk kompos, kompos seniri adalah
bahan organic yang telah mengalami proses pembusukan dan pelapukan karena
adanya bakteri pembusuk, pemberian kompos itu sendiri sebagai upaya untuk
memperbaiki sifat kimia, fisika, dan biologi tanah sehingga produksi tanaman
menjadi optimal (Supriati, 2010).
Penyemaian benih sawi sangatlah mudah tetapi harus
melalui proseur atau tahap-tahap yang benar didalam penyemaiannya, yang pertama
yaitu semai benih pada tempat yang sudah disediakan, menjaga kelembaban tanah
dengan menyiramnya secara teratur, memindhkan bibit yang sudah tumbuh kedalam
pot, kemuian lakukan penyiraman secara intensif, lakukan penyulaman apabila
terapat salah satu bibit mati, pemupukan perlu dilakukan sekitar 10 hari
setelah dipindahkan kedalam pot atau polibag (Haryanto, 2006).
Selain penanaman di pot atau polibag teknik penanaman
sayuran dengan teknik vertikultur juga baik untuk dikembangkan lebih luas.
Teknik vertikultur dapat diartikan sebagai cara buidaya tanaman secara
bertingkat atau bersusun secara vertical. Biasanya teknik ini digunakan untuk
tanaman semusim seperti sayuran maupun tanaman hias. Kelebihan dari teknk ini
salah satunya adalah dapat menghemat lahan dengn hasil maksimal serta apabila
dalam skala yang besar dapat menambah sumber ekonomi (Nurlaela, 2000).
BAB
3. METODOLOGI
3.1
Waktu dan Tempat
Praktikum acara
2 teknik media tanam dengan judul “rekayasa media padat” dilaksanakan mulai
tanggal 2 maret 2012 sampai rentang waktu 35 hari, yakni berakhir pada tanggal 5
april 2012 dilaksanakan di lahan agroteknopark universitas jember.
3.2
Bahan dan
Alat
3.2.1
Bahan
1.
Tanah
2.
Kompos
3.
Polybag
4.
Sekam
5.
Air
6.
Bibit sawi
3.2.2
Alat
1.
Timba plastik
2.
Ayakan 2 mm
3.
Karung plastik
4.
Timbangan
5.
Cangkul
3.3
Cara Kerja
1.
Mengambil contoh tanah
2.
Mengeringanginkan pada
tempat yang telah disediakan (kering angin)
3.
Mengayak dengan
saringan lolos 2 mm
4.
Menyiapkan plastik
untuk alas hasil ayakan tanah dan kantong plastik sebagai tempat hasil ayakan
5.
Menyiapkan pasir,
tanah, kompos, sebagai campuran media
6.
Mencampur bahan
tersebut sesuai dengan petunjuk
praktikum, memasukkan dalam pot plastik (polibag), menyiram sampai kapasitas
lapang
7.
Menanam bibit sawi yang
telah disiapkan
8.
Menyiram setiap hari
(bilamana perlu dan kering)
9.
Mengamati dan menyiram
dengan air setiap hari
10. menimbng
berat media tanam tersebut untuk mengetahui kapasitas lapang, dan menjaga dari
gangguan hama dan penyakit
11. Setiap
minggu tanaman diamati tinggi tanam, dan jumlah daun
12. Setelah
tanaman berumur 35 hari, mengamati tinggi tanamannya dan memanennya
13. Menimbang
brangkasan masing-masing perlakuan ditimbang di labolatorium semua hasil yang
telah didapatkan, membuat laporan.
BAB
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil
No.
|
kelompok
|
Perlakuan
|
Kapasitas Lapang
|
Pemberian Air
|
Tinggi Tanaman
|
Jumlah Daun
|
Berat Basah
Tanaman
|
||
1
|
1
|
KNO
|
2,3
|
136,9 ml
|
8,18 cm
|
6 helai
|
3,5 gram
|
||
2
|
2,5 kg
|
131 ml
|
7,2 cm
|
5 helai
|
8 g
|
||||
3
|
2,1
|
8,5 ml
|
6,3 cm
|
4,3
|
7 gram
|
|
|
||
4
|
2,3
|
420 ml
|
3,5cm
|
4 helai
|
16 gram
|
||||
5
|
2,5
|
137,1
|
12,2
|
5 helai
|
10,5 gram
|
||||
6
|
2,3
|
209,8 ml
|
6,75 cm
|
5,5helai
|
7 gram
|
||||
2
|
1
|
KNP
|
2,5
|
221,4 ml
|
5,9 cm
|
4 helai
|
8,6 gram
|
||
2
|
2,4 kg
|
157 ml
|
4 cm (M)
13 hst
|
3 helai (M)
13 hst
|
M
|
||||
3
|
2,25
|
14,2 ml
|
5,1 cm
|
3,6
|
4 gram
|
||||
4
|
2,2
|
470 ml
|
4,5 cm
|
4 helai
|
8 gram
|
||||
5
|
2,5
|
202.8 ml
|
11,5 cm
|
5 helai
|
96 gram
|
||||
6
|
2
|
418,8 ml
|
5,35 cm (M)
30hst
|
4 helai (M)
30 hst
|
0
|
||||
3
|
1
|
BNO
|
2,55
|
120,62 ml
|
5,44 cm
|
5 helai
|
3,7 gram
|
||
2
|
2,4 kg
|
38 ml
|
8 cm
|
6 helai
|
16 g
|
||||
3
|
2,3
|
37,4 ml
|
6,83 cm
|
4,6
|
13 gram
|
||||
4
|
2,35
|
250 ml
|
3 cm
|
3 helai
|
20 gram
|
||||
5
|
2,5
|
148,5 ml
|
12,25 cm
|
5 helai
|
80 gram
|
||||
6
|
2,4
|
50 ml
|
6,65 cm
|
5,8 helai
|
5 gram
|
||||
4
|
1
|
BNP
|
2,4
|
51,09 ml
|
5,48 cm
|
4 helai
|
2,0 gram
|
||
2
|
2,4 kg
|
50 ml
|
2,5 cm (M) 13 hst
|
3 helai (M)13 hst
|
M
|
||||
3
|
2,3
|
82 ml
|
5,7 cm
|
4,1
|
10 gram
|
||||
4
|
2,4
|
120 ml
|
4,5cm
|
3 helai
|
58 gram
|
||||
5
|
2,4
|
160 ml
|
10,5 cm
|
6 helai
|
100 gram
|
||||
6
|
2,4
|
50 ml
|
8,05 cm
|
4,5helai
|
75 gram
|
||||
5
|
1
|
SNO
|
2,4
|
6,25 ml
|
7,04 cm
|
5 helai
|
6 gram
|
||
2
|
2,4 kg
|
20 ml
|
5 cm (M)
28 hst
|
4 helai (M)28
hst
|
M
|
||||
3
|
2,4
|
18,5 ml
|
5,5 cm
|
4
|
4 gram
|
||||
4
|
2,4
|
250 ml
|
4 cm
4,7 hst
|
3 helai(M)
4 hst
|
M
|
||||
5
|
2,5
|
51,4 ml
|
11,8 cm
|
5,6 helai
|
106 gram
|
||||
6
|
2,5
|
40 ml
|
5 cm
|
4,3helai
|
2 gram
|
||||
6
|
1
|
SNP
|
2,55
|
92,18 ml
|
7,42 cm
|
5 helai
|
32,3 gram
|
||
2
|
2,4 kg
|
17 ml
|
4,2 cm (M) 13 hst
|
3 helai (M)13 hst
|
M
|
||||
3
|
2,4
|
10 ml
|
5,08 cm
|
4,5
|
3 gram
|
||||
4
|
2,4
|
120 ml
|
3,7 cm
|
3 helai
|
15 gram
|
||||
5
|
2,4
|
54,2 ml
|
11,4 cm
|
5 helai
|
111 gram
|
||||
6
|
2,4
|
10 ml
|
4 cm (M)
27 hst
|
4 helai (M)
27hst
|
0
|
4.2
Pembahasan
Pembuatan
media tanam tidaklah gampang tetapi harus melalui beberapa tahap yang pertama
adalah pengambilan media yag akan digunakan. Media yang digunakan dalam
pembuatan media padat ini adalah tanah dan komposisi lainnya seperti sekam dan
kompos. Pegambilan tanah dilakukan dengan menggunakan cangkul yang kemudian
dimasukkan dalam karug plastik dan tanah yang telah diambil tidak langsung
digunakan tetapi harus dikeringanginkan terlebih dahulu agar mendapatkan tanah
yang ideal untuk diproses dalam pembuatan media tanam padat. Setelah
pengeringan selesai tanah baru di haluskan dan di ayak menggunakan ayakan 2 mm,
hal ini dikarenakan untuk memperoleh tanah yang halus dan tidak padat.
Pembuatan
media tanam untuk sawi dalam praktikum ini menggunakan enam (6) kombinasi
dengan bahan tanah, sekam, kompos, pupuk Urea. Kombinasi I (KNO) yaitu
menggunakan bahan campuran tanah saja dengan berat 2kg, kombinasi II (KNP) sama
dengan KNO tetapi perbedaanya untuk KNP adalah perlakuan yang diberi pupuk
sebanyak 5g setelah tanam sawi, kombinasi III (SNO) yaitu menggunakan bahan
cmpuran dari tanah dan sekam dengan perbandingan 20 : 1(200kg tanah + 100g
sekam), kombinasi IV (SNP) ) yaitu menggunakan bahan cmpuran dari tanah dan
sekam dengan perbandingan 20 : 1(200kg tanah + 100g sekam) serta perlakuan
pemberian pupuk urea 5g, kombinasi V (BNO) yaitu menggunakan bahan cmpuran dari
tanah dan bahan organik (kompos) dengan perbandingan 20 : 1(200kg tanah + 100g
kompos), dan kombinasi VI (BNP) yaitu menggunakan bahan cmpuran dari tanah dan
kompos dengan perbandingan 20 : 1(200kg tanah + 100g kompos) serta perlakuan
pemberian pupuk urea 5g. media yang baik untuk mendukung pertumbuhan tanaman
harus memiliki kapasitas lapang. Kapasitas lapang adalah keadaan tanah yang
sesui dengan syarat meidia tanam untuk tanaman. Untuk membuat media menjadi
kapasitas lapang adalah dari setap kombnasi dicampur hingga merata setelah itu
ambahkan air sedikit demi sedikit dengan mengaduk – aduk tanah tetapi tidak
diremas – remas agar tidak menggumpal padat, air yang ditambahkan untuk membuat
media kombinasi menjadi kapasitas lapang adalah 100ml, jadi keadaan tanah tidak
jenuh air dan tidak kering, setelah itu baru menimbang dan mencatat berat media
yang sudah menjadi kapasitas lapang dan selanjutnya siap untuk ditanami bibit
sawi.
Dari
hasi pegamatan kombinasi media yang paling baik adalah pada kelompok 5 dimana
didapati hampir semua tanamanya tumbuh dengan baik dan menghasika berat basah
tanaman paling besar dibanding dengan kelompok yang lainnya. Pada kombinasi SNP
yang mempunyai hasil pada berat basah tanaman sebesar 111 gram, hal ini
dikarenakan perlakuan yang tepat dimana untuk peniraman air yang ditambahkan
tepat dengan kapasitas lapang, cara pemupukannya yang benar juga dapat
mempengaruhi tumbuhnya tanaman secara optimal dan menghasilkan tanaman yang
baik. Sedangkan perlakuan yang tidak baik dapat menyebabkan tumbuhan tidak
tumbuh optimal atau mati. Oleh karena itu faktor pemeliharaan tanaman sangat
penting untuk diperhatikan agar hasil budidaya tanaman baik. Tanaman sawi yang
mati disebabkan oleh banyak hal diantaranya pupuk yang diberikan terlalu pekat
sehingga konsentrasi pupuk lebih tinggi dari pada konsentrasi akar, pemberian
pupuk yang terlalu dekat dengan akar, kelebihannya air karena hujan sehingga
menggenang di dalam media sehingga menyebabkan akar sawi busuk, bibit yang digunakan kurang begitu baik bisa
dikatakan tidak sehat dan bibit yang ditanam tidak berupa pembibitan yang
berada dalam sosis tetapi dari pembenihan langsung di aplikasikan ke media
tanam padat dengan perlakuan yang berbeda serta perakaran bibit pendek
menyebabkan akar kurang dapat menyerap nutrisi yang ada pada media tanam.
Dari data hasil
pengamatan menunjukkan bahwa setiap perlakuan memiliki hasil yang berbeda – beda
salah satunya adalah pemberian air. Dari data golongan pemberian air yang
terbanyak adalah pada kelompok 5 yaitu
media KNP, hal ini dikarenakan oleh beberapa faktor yaitu faktor cuaca
dan kombinasi media yang terkandung dalam mediatanam untuk tanaman sawi. Pada
kombinasi KNP tidak ada campuran apapun kecuali tanah saja sedangkan untuk SNP
dan BNP memiliki campuran dari sekam dan kompos, oleh karena itu pada media KNP
membutuhkan penambahan air yang cukup banyak karena tidak ada media campuran
yang membantu tanah untuk menyerap air dan menyimpan air. Sedangkan untuk media
yang mempunyai campuran memiliki daya untuk menyerap air dan daya menahan air
lebih kuat.
Dalam
praktkum ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk mendapatkan hasil
tanaman yang lebih baik dan bagus, yaitu dalam pemeliharaan tanaman sawi harus
diperhatikan karena tanaman sawi sangat mudah mengalami kelayuan selain itu
juga dalam pemilihan bibit. Pemeliharaan yang dimaksut disini adalah penyiraman,
pemupukan dan penggemburan tanah. Penyiraman dilakukan apabila tanah mengalami
kekeringan atau tidak dalam kondisi kapasitas lapang. Penyebab matinya tanaman
kebanyakan disebabkan oleh faktor pemupukan yang salah yaitu pemupukan yang
terlalu dekat dengan daerah perakaran tanaman sawi seli itu juga faktor dari
bibit yang memiliki perakaran pendek sehingga tidak mampu untuk mengambil unsur
yang tersedia dalam tanah. Penggemburan tanah bertujuan untuk menjaga media
tanam tetap dalam keaadaan gembut sehingga mudah untuk menyerap air dan ditembus
oleh akar.
BAB 5. PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Faktor banyaknya
pemberian air yaitu faktor cuaca dan kombinasi media campur yang terkandung
dalam media tanam untuk tanaman sawi. Kematian tanaman sawi disebabkan oleh
banyak hal diantaranya pemberian pupuk, kelebihannya air karena hujan sehingga
menggenang di dalam media sehingga menyebabkan akar sawi busuk, bibit yang digunakan kurang begitu baik.
Pengaruh dari hasil tanaman yang bagus dikarenakan pemeliharaan yang baik dan
teratur, telaten. Dari pembuatan media dengan 6 kombinasi perlakuan dan 6
kombinasi ulangan digunakan untuk mengetahui media yang ideal untuk tumbuh
tanaman sawi.
5.2
Saran
Di
dalam praktikum praktikan harus lebih memperhatikan perawatan dan pemeliharaan
tanaman sawi. Untuk pemeliharaan tanaman sawi memerlukan perlakuan yang
intensif untuk mendapatkan tanaman yang mempunyai kualitas dan kuantitas yang
optimal serta tumbuh dengan baik
.
DAFTAR PUSTAKA
Choliq,
A. 2009. Prospek Usahatani Tanaman Sayuran di Kabupaten Brebes. Jurnal
Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanin vol 12 (2):135-145.
Djajadi.
2010. Pengaruh Media Tanam dan Frekuensi Pemberian air Terhadap Sifat Fisik,
Kimia dan Biologi Tanah Serta Pertumbuhan Jarak Pagar. Jurnal Littri vol 16(2):64-69.
Haryanto, E.
2006. Sawi dan Selada. Jakarta: Penebar Swadaya.
Hidersah,
R. 2004. Potensi Rizobakteri Azotobkteri dalam Meningkatkan Kesehatan Tanah.
Jurnal Natur Indonesia vol 5 (2):127-133.
Purwoko.
2007. Budidaya 8 Jenis Tanaman Pangan Unggul. Jakarta: Penebar Swadaya.
Rukmana,
R. 1994. Bertanam Petsai dan Sawi. Yogyakarta: Kanisius.
Supriati,Y.
2010. 15 Sayuran Organik dalam Pot. Jakarta: Penebar Swadaya.
Supriati,
Y. 2000. Taman Sayur + 19 Desain Menarik. Jakarta: Penebar Swadaya.
Tumewu,
P. 2009. Pertumbuhan Gulma Teki Akibat Pemupukan Nitrogen pada Budidaya Tanaman
Sawi di Desa Modayang. Soil Environment
vol 7(1):15-17.
Media tanam memegang peranan penting bagi pertumbuhan dan kesehatan tanaman sirih merah. Salah satu syarat media tanam yang baik adalah porositas yaitu kemampuan media dalam menyerap air dan steril. Tingkat porositas tanaman di setiap daerah berbeda-beda, di daerah dataran rendah yang berudara panas, tingkat penguapannya tinggi, media harus mampu menahan air sehingga tidak mudah kering. Media harus terbebas dari organisme yang dapat menyebabkan penyakit, seperti bakteri, spora, jamur dan telur siput (Harsono 1992) UFA
BalasHapus